TOKYO - Tiga mantan eksekutif dari operator pembangkit nuklir Fukushima Daiichi yang dilanda tsunami Jepang diadili pada hari Jumat (30/6) karena bencana nuklir terburuk dalam satu generasi itu.

Mereka menjadi orang pertama yang menghadapi pengadilan pidana sehubungan dengan bencana pada 2011.


Menurut media setempat, mantan Direktur Tokyo Electric Power (Tepco), Tsunehisa Katsumata, 77 tahun, lalu mantan Wakil Presiden Sakae Muto, 66 tahun, dan Ichiro Takekuro, 71 tahun,

semuanya mengaku tidak bersalah atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian dan korban cedera,


Dakwaan itu merupakan tuduhan kriminal pertama dan satu-satunya yang berasal dari krisis reaktor yang dipicu tsunami di pabrik yang menimbulkan krisis atom terburuk sejak Chernobyl pada 1986.

Jika terbukti bersalah, orang-orang tersebut menghadapi hukuman lima tahun penjara atau denda sampai satu juta yen.


Pihak Tepco beralasan bahwa tsunami setinggi 13 meter yang membanjiri sistem pendingin listrik sehingga menyebabkan gempa besar pada 11 Maret 2011 adalah kejadian di luar perkiraan mereka.

Sejumlah pendapat menunjukkan bahwa area tersebut memang memiliki sejarah gempa dan tsunami yang besar dan laporan Tepco internal pada tahun 2008 memprediksi tinggi maksimum tsunami adalah 15.7 meter.


Sebelum pengadilan digelar, pemimpin kelompok yang mendorong persidangan tersebut, Ruiko Muto, di luar Pengadilan Distrik Tokyo mengatakan sejak kecelakaan itu, tidak ada yang bertanggung jawab dan tidak dijelaskan mengapa hal itu terjadi.

"Banyak orang telah sangat menderita akibat bencana nuklir ini. Kami ingin orang-orang ini menyadari betapa banyak orang yang merasa sedih dan marah."


Sebagaimana diketahui, terjadi gempa berskala 9 skala Richter yang diikuti tsunami pantai timur laut Jepang.

Sebuah laporan oleh panel pemerintah mengatakan Tepco menyimulasikan dampak tsunami di pabrik pada tahun 2008 dan menyimpulkan bahwa gelombang hingga ketinggian 15,7 meter bisa menabrak pabrik jika gempa berskala 8,3 skala Richter itu terjadi di lepas Pantai Fukushima.


Para pimpinan Fukushima itu dinilai gagal mencegah terjadinya musibah nuklir terburuk di dunia itu sehingga menyebabkan 160 ribu orang terpaksa mengungsi dan ratusan di antaranya meninggal di penampungan sementara.

Area di sekitar pembangkit listrik Fukushima sampai saat ini tidak dapat dihuni lagi oleh manusia dan hewan, menyebabkan ribuan orang tidak dapat kembali ke tempat tinggalnya. straits time/SB/AR-3

Baca Juga: