BERLIN - Para petenis, termasuk Carlos Alcaraz mengkritik kalender tenis dunia, mengatakan bahwa jadwal pertandingan akan membunuhnya. Juara Prancis Open dan Wimbledon yang berusia 21 tahun itu sedang mengikuti Laver Cup, turnamen ke-14nya tahun ini.
Sebelum tiba di Berlin, petenis asal Spanyol ini sudah bermain dalam 50 pertandingan tunggal di tahun 2024, memenangkan tiga gelar dan juga meraih medali perak di Olimpiade Paris. "Mungkin mereka akan membunuh kami dalam beberapa cara," ucap Alcaraz, Minggu (22/9) setelah mengalahkan Ben Shelton dalam dua set langsung di Laver Cup.
Alcaraz menuturkan bahwa para pemain memiliki pendapat yang berbeda mengenai topik ini, tetapi menurutnya jadwal sangat padat yang membuat banyak pemain mengalami cedera. Dia menambahkan bahwa jadwal yang padat membuatnya terkadang kesulitan memotivasi diri sendiri.
"Terkadang saya tidak merasa termotivasi sama sekali. Namun seperti yang telah saya katakan berkali-kali, menampilkan permainan terbaik ketika tersenyum dan menikmatinya di lapangan. Itulah pilihan terbaik untuk tetap memotivasi diri," jelasnya.
Di US Open Alcaraz mengalami kekalahan mengejutkan di babak kedua dari Botic van de Zandschulp yang berada di peringkat 74. Dia mengakui bahwa membuat kesalahan dengan tidak mengambil jeda yang lebih lama antara Olimpiade dan ajang yang berlangsung di New York itu.
Di Olimpiade Paris, dia kalah dalam pertandingan final perebutan medali emas yang sangat melelahkan secara emosional dari Novak Djokovic, hanya beberapa pekan setelah mengalahkan petenis Serbia itu di Wimbledon untuk mempertahankan gelarnya.
Petenis peringkat dua dunia, Alexander Zverev, yang juga bermain di Laver Cup, setuju dengan Alcaraz dan menuntut tindakan nyata dari ATP. "ATP tidak peduli dengan pendapat kami, ini bisnis uang. Ini adalah musim terpanjang di olahraga. Kami memiliki terlalu banyak turnamen yang tidak perlu," ujar petenis Jerman tersebut.
Ketika ditanya apakah para pemain akan mogok, Zverev mengatakan, "Kami tidak diizinkan untuk boikot, didenda jika tidak bermain di turnamen. Kami perlu melakukan sesuatu tentangnya. Ini bukan solusi yang mudah, tetapi solusi perlu dibuat."
Alcaraz dan Zverev belum akan menyelesaikan musim mereka hingga akhir November ketika Final Davis Cup berlangsung di Spanyol. Musim 2025 dimulai 27 Desember dengan ajang United Cup di Australia. Sementara itu, Alcaraz menyatakan berharap dia dan Jannik Sinner dapat membangun persaingan legendaris seperti yang dimiliki Novak Djokovic, Rafael Nadal, dan Roger Federer.
"Saya harap begitu," ujar Alcaraz ketika ditanya apakah dia dan Sinner, peringkat satu dunia, bisa meniru dominasi "Big Three" yang meraih 66 gelar Grand Slam. Di tahun 2024, Alcaraz dan Sinner masing-masing memenangkan dua gelar Grand Slam. Hasil itu menjadikan tahun pertama sejak 2002, tidak ada satu pun dari Federer, Nadal, atau Djokovic yang memenangkan gelar Grand Slam.
"Mudah-mudahan kami akan terus bersaing seperti itu, berjuang untuk turnamen besar, berbagi momen-momen hebat. Dia telah mendorong saya untuk menjadi pemain yang lebih baik setiap hari," tandas Alcaraz setelah kemenangan 6-4 6-4 atas Shelton yang membuat Tim Eropa menyamakan poin dengan Tim Dunia di Laver Cup.