Para petani mencela Emmanuel Macron saat Presiden Prancis itu mengunjungi sebuah pameran pertanian tahunan pada akhir pekan lalu. Para petani memprotes dan mendesak pemerintah agar menepati janjinya untuk memenuhi tuntutan mereka.

PARIS - Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Sabtu (24/2) menghabiskan sepanjang hari di pameran pertanian tahunan, ketika para petani yang marah mencela dia dan bentrok dengan polisi.

Polisi antihuru-hara telah menjaga jarak aman para pengunjuk rasa saat Macron berkeliling pameran, memeriksa ternak, mencicipi produk pertanian, dan berjabat tangan dengan peserta pameran. Namun saat ia memasuki area peternakan di pagi hari, ratusan pengunjuk rasa mendobrak gerbang dan bentrok dengan polisi.

Menghadapi puluhan polisi di dalam pameran perdagangan, para petani berteriak dan mencemooh, menyerukan pengunduran diri Macron dan melontarkan kata-kata umpatan yang ditujukan kepada pemimpin Prancis tersebut.

Sepanjang hari, polisi dan pengunjuk rasa saling dorong dalam suasana kacau. Akibatnya, dalam situasi kekacauan yang terjadi, pembukaan pameran tersebut ditunda selama satu jam dan pameran sempat berulang kali ditutup dan kemudian dibuka kembali untuk umum.

Polisi menangkap enam orang dan delapan petugas terluka dalam kekerasan tersebut, kata kepala pasukan Paris, Laurent Nunez, pada Sabtu.

Meskipun presiden Prancis sering dicemooh pada pameran tahunan tersebut, kejadian pada Sabtu adalah yang pertama. Para pemimpin petani telah memperingatkan Macron bahwa kunjungannya ke pameran Salon de l'Agriculture yang merupakan acara penting dalam kalender kepresidenan, tidak akan berjalan mulus jika pemerintah tidak menepati janjinya untuk memenuhi tuntutan mereka.

Saat kunjungannya ke pameran tersebut, Presiden Macron sempat melakukan pertemuan dengan para pemimpin dari tiga serikat petani utama yaitu FNSEA, Jeunes Agriculteurs, dan Coordinate Rurale, untuk mendengarkan keluhan mengenai harga, birokrasi dan bantuan negara bagi sektor pertanian Prancis, serta regulasi mengenai ramah lingkungan.

"Saya selalu lebih memilih dialog daripada konfrontasi," kata Presiden Macron. "Saya beritahu Anda bahwa tugas sedang dikerjakan di lapangan, kami sedang dalam proses menyederhanakan banyak hal," tegas dia.

Macron pun menekankan bahwa pemerintahannya telah membuat 62 komitmen untuk memenuhi permintaan petani, termasuk janji harga minimum untuk beberapa komoditas pertanian.

Macron juga mengatakan dia akan bertemu lagi dengan para petani dalam tiga pekan mendatang di Istana Kepresidenan Elysee, setelah pameran tersebut ditutup pada 3 Maret.

Sayangnya para petani yang memprotes, tidak terkesan dengan semua komitmen Macron itu.

"Apakah Anda mendengarnya? Dia tidak membiarkan kami berbicara, dia merendahkan kami. Kami ingin dia pergi," kata petani Eric Labarre, anggota FNSEA, kepada AFP.

Picu Kekhawatiran

Aksi protes petani yang menyebar di seluruh Eropa telah memicu kekhawatiran di Prancis dan sekitarnya mengenai dampak politiknya, mengingat mereka mewakili konstituen sayap kanan yang semakin besar, yang diperkirakan akan memperoleh kemenangan dalam pemilihan Parlemen Eropa pada Juni mendatang.

Sebelumnya beberapa waktu lalu, sebagian besar petani Perancis menghentikan protes setelah Perdana Menteri Gabriel Attal menjanjikan langkah-langkah baru senilai 400 juta euro. Namun protes kembali terjadi pekan lalu untuk memberikan tekanan pada pemerintah Prancis agar memberikan lebih banyak bantuan dan memenuhi janji, menjelang pameran pertanian diParis.AFP/ST/I-1

Baca Juga: