SOPPENG- Petani di Desa Panincong, Kelurahan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan memperoleh manfaat dari segi operasional, efisiensi, dan produktifitas. setelah menggunakan listrik PLN dalam bertani melalui Program Electrifying Agriculture.

Hal ini diakui seorang petani bernama Syamril, ia kehadiran listrik di sawahnya dapat menghemat biaya operasional. Padahal sebelumnya, untuk mengoperasikan pompa air mengairi sawahnya, ia membutuhkan rata-rata 3 kg tabung gas dengan biaya sebesar Rp58 ribu per hari.

Sementara, apabila menggunakan listrik, mereka hanya membutuhkan Rp30 ribu untuk membeli token listrik dan menyalakan pompa airnya dalam satu hari penuh.

"Penghematan yang saya dapat adalah Rp28 ribu setiap harinya, artinya estimasi dalam satu tahun saya bisa menghemat sampai Rp10,2 juta," kata Syamril seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, Syamril pula menilai penggunaan listrik juga praktis dan andal.

"Saya tidak perlu jauh-jauh ke sawah pada malam hari untuk mengecek tabung gas apakah habis atau tidak karena dengan adanya listrik pompa dapat menyala terus menerus," ujarnya.

General Manager PLN UIW Sulselrabar Awaluddin Hafid mengatakan PLN sangat mendukung program Electrifying Agriculture karena petani dapat menghemat biaya operasional hingga 50 persen dengan adanya listrik, sekaligus pasokan listrik yang terus menerus juga akan meningkatkan produksi gabah para petani.

"Dengan program ini tentu akan mempermudah petani dalam penghematan dan produksi," ujarnya

Untuk melayani sebanyak 13 petani dengan total daya 41.200 Volt Ampere (VA) di Desa Panincong, PLN membangun jaringan listrik sepanjang dua kilometer sirkuit (kms) Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan memancang 20 tiang.

Dengan adanya program Electrifying Agriculture, PLN berharap dapat menggenjot produktifitas pertanian karena dengan hadirnya listrik biaya operasional petani bisa menjadi lebih murah.

Baca Juga: