JAKARTA - Misi ke Bulan pertama Rusia sejak berakhirnya Uni Soviet mungkin mengalami masalah serius.

Pesawat ruang angkasa Luna-25 seharusnya melakukan manuver ke orbit pra-pendaratan terakhirnya di sekitar Bulan pada Sabtu (19/8), menjelang upaya pendaratan pada Senin (21/8) atau sekitar itu. Tapi mengalami masalah saat mesin terbakar.

"Selama operasi, situasi darurat terjadi di stasiun otomatis, yang tidak memungkinkan manuver dilakukan dengan parameter yang ditentukan,"kata badan antariksa Rusia di Telegram hari ini (dalam bahasa Rusia), seperti dikutip space.com.

"Tim manajemen saat ini sedang menganalisis situasinya," tambah Roscosmos.

Hanya itu yang harus dijalani saat ini.Namun, seperti yang sering terjadi, spekulasi mengisi kekosongan informasi.

"Internet Rusia saat ini dipenuhi dengan rumor/skenario kegagalan, dan kebanyakan berasumsi Luna-Glob (#Luna25) telah hilang. Salah satu argumennya adalah - seandainya masalahnya tidak fatal, Roscosmos tidak akan pernah menyebutkannya! ;)" Anatoly Zak dari RussianSpaceWeb.com menulis di X (sebelumnya Twitter).

Jika Luna-25 benar-benar mati, maka akan menjadi pukulan telak bagi program luar angkasa Rusia. Luna-25 adalah misi ke Bulan pertama yang dikembangkan Rusia modern, dan yang pertama bagi Rusia atau pendahulunya, Uni Soviet, sejak Luna-24 pada 1976.

Luna-25 diluncurkan pada 10 Agustus lalu dan mencapai orbit Bulan enam hari kemudian. Pesawat itu seharusnya mendarat di dekat kutub selatan Bulan, mungkin paling cepat hari Senin.

Pesawat pendarat membawa delapan instrumen sains yang berbeda. Jika benar-benar bangkit kembali dari kesalahan hari ini, Luna-25 akan menggunakan peralatan itu untuk berburu es air dan melakukan berbagai penyelidikan di wilayah kutub selatan yang eksotis, yang hingga saat ini belum menampung pendarat atau penjelajah.

Luna-25, pendarat Bulan pertama Rusia dalam hampir 50 tahun, tidak dapat memasuki orbit Bulan pra-pendaratan yang dijadwalkan.

Pesawat antariksa robot itu dijadwalkan memasuki orbit pada Sabtu, tetapi karena situasi darurat, manuver itu tidak berhasil, menurut pernyataan Roscosmos. Tim sedang menganalisis situasi, katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Rusia meluncurkan pesawat itu minggu lalu, menyusul NASA dan badan antariksa lainnya dalam lomba di bidang antariksa.Pesawat itu dijadwalkan mendarat di kutub selatan Bulan pada 21 Agustus, kata Roscosmos sebelumnya. Tidak jelas apakah rencana itu masih berlaku.

Kutub selatan Bulan adalah target yang sangat didambakan negara-negara penjelajah ruang angkasa, termasuk AS dan Tiongkok. Pesawat ruang angkasa Chandrayaan-3 India memasuki orbit Bulan dan kemungkinan akan mencoba mendarat di dekat kutub minggu ini.

Baca Juga: