JAKARTA - Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), melantik 235 Perwira Transportasi Laut lulusan Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya. Upacara pelantikan dipimpin Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pedidikan Tinggi Riset dan Teknologi, Nizam, di lapangan Poltekpel Surabaya.

Nizam mengungkapkan para Perwira Transportasi Laut harus siap menghadapi Disrupsi akibat kemunculan pandemi Covid-19. Di mana disrupsi tersebut menimbulkan situasi darurat, dengan berbagai tantangan dan ketidakpastian.

"Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan adaptasi, kreativitas dan keuletan yang tinggi dari kita semua untuk bisa mengatasinya. Ketiga kemampuan tersebut merupakan kompetensi penting saat ini dan ke depan," katanya dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/5).

Oleh karena itu Nizammenambahkan pelaut merupakan key workers yang merupakan kunci dari perdagangan global selama masa pandemi.

"Di tengah merebaknya virus korona, selain tenaga medis yang bekerja tanpa memperdulikan keselamatan jiwanya, para pelaut tetap membentangkan layar kapalnya demi mengantarkan berbagai kebutuhan umat manusia ke seluruh penjuru dunia. Apapun keadaannya, pelaut tetap bekerja mengantarkan semua kebutuhan manusia," tambahnya.

Nizam menjelaskan Perwira Transportasi Laut ke depannya juga harus siap menghadapi tantangan era metaverse, ekonomi crypto, dan berbagai perubahan dan ketidak pastian yang disruptif. Di mana dari perspektif industri maritim, otomatisasi semakin diadopsi dalam industri Maritim dengan hadirnya kapal tanpa awak.

"Kemajuan teknologi industri perkapalan terus berkembang melahirkan kapal-kapal raksasa yang makin canggih. Super tanker terbesar saat ini Seawise Giant panjangnya 458 meter berbobot 564,650 DWT, sementara kapal container terbesar yang diproduksi tahun lalu di galangan kapal Samsung Ever ACE mampu membawa 24 ribu TEUs container. Perkembangan teknologi pelayaran sangat pesat, meski ukuran kapal makin besar, tapi jumlah crew untuk mengoperasikan kapal justru berkurang," jelas Nizam.

Akibat dari hal tersebut, ia menambahkan akan ada 23 juta lapangan pekerjaan yang hilang dari Indonesia dalam 10 tahun ke depan, tergantikan oleh robot, otomasi, dan sistem cerdas. Namun membuka peluang lahirnya pekerjaan baru, justru dua kali lipat dari jumlah pekerjaan yang hilang.

"Tugas dari perguruan tinggi dan para mahasiswa adalah menyiapkan diri dan kompetensinya dalam menghadapi dunia yang penuh ketidak pastian tersebut. Kompetensi yang harus dimiliki di antaranya kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks (complex problem solver), kemampuan bernalar kritis, kreatif dan inovatif, kemampuan berkomunikasi, dan berkolaborasi," tambahnya.

Kepala BPSDMP, Djoko Sasono, menambahkan dalam menyiapkan SDM Transportasi untuk menghadapi tangangan tersebut, harus diimbangi dengan kolaborasi antara BPSDMP serta lembaga pendidikan Transportasi dengan Industri atau dunia kerja.

"Menghadapi tantangan disrupsi tersebut tentunya kolaborasi dengan industri atau dunia kerja merupakan hal yang penting. Oleh karena itu, BPSDMP akan menyiapkan Forum Studi Vokasi Transportasi masing-masing matra, hal tersebut selain sebagai wadah untuk berkolaborasi dengan Dunia Kerja, juga menjadi wadah untuk merangkul Sekolah Vokasi Transportasi di luar Kementerian Perhubungan," katanya.

Pelantikan yang diikuti 235 Perwira Transportasi Laut ini mengambil tema Competent Seafarers are Ready to Support a green Transition of the Maritime Sector Into a Suitainable Future.

Pelaksana Tugas Direktur Poltekpel Surabaya, Heri Sularno melaporkan selama proses pendidikan di Poltekpel Surabaya, sejak tahun 2014 telah memberikan beasiswa kepada taruna/i terbaik atas prestasi akademik dalam bentuk Beasiswa Peningkatan Prestaei Akademik (PPA) dan Bantuan Biaya Pendidikan (BBP).

Baca Juga: