JAKARTA - Diplomasi Indonesia senantiasa ditujukan untuk menjadi bagian dari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi Indonesia. Termasuk untuk mempercepat pemulihan ekonomi dan meringankan beban investasi pemerintah dengan mendorong masuknya modal asing ke Indonesia.

"Sinergi Kementerian Luar Negeri, Perwakilan RI, Kementerian dan Lembaga, serta seluruh pemangku kepentingan terkait sangat penting, termasuk memberikan informasi, asistensi, dan debottlenecking secara proaktif," ujar Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika (Aspasaf), Abdul Kadir Jailani, saat membuka lokakarya virtual "Mobilisasi Investasi Asing di Sektor Ketenagalistrikan Energi Baru dan Terbarukan" yang berlangsung secara daring pada 9-10 Juni lalu.

Kementerian Luar Negeri RI telah dan terus melakukan berbagai upaya mendorong inbound investment maupun outbound investment, antara lain mendukung BUMN Go Global melalui kerja sama dengan Kementerian BUMN dan Kementerian terkait.

Selain itu, juga membangun sistem dashboard data investasi yang lebih kokoh untuk perkuat fasilitasi BUMN maupun swasta serta membantu Perwakilan RI di luar negeri untuk mengawal investasi mulai dari tahap penjajakan hingga "menetas".

Lokakarya mengulas berbagai seluk beluk, perijinan serta langkah-langkah investasi ketenagalistrikan energi baru dan terbarukan (EBT) oleh instansi pemerintah terkait, termasuk pengembang listrik swasta. Mulai dari kebutuhan tenaga listrik Indonesia, prospek pertumbuhannya, potensi EBT, prosedur investasi pembangkit, hingga penetapan harga beli pemerintah atas listrik yang dihasilkan swasta.

Pemahaman yang komprehensif mengenai investasi ketenagalistrikan ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi para diplomat untuk menggerakkan investasi asing di sektor ketenagalistrikan ke tanah air serta menjembatani calon investor dengan otoritas terkait di Indonesia

Lokakaya ini menghadirkan narasumber yang mumpuni di bidangnya dari Kementerian ESDM, Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian Perindustrian, PLN, beberapa Dinas ESDM Pemprov di Kawasan Timur Indonesia (Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara), Pertamina Power Indonesia, Medco Power Indonesia dan Jababeka Morotai.

Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 150 orang peserta yang terdiri dari para diplomat di 29 Perwakilan RI di negara kawasan Aspasaf yang berpotensi menjadi sumber investasi ketenagalistrikan EBT di Indonesia, 57 pejabat fungsional diplomat yang akan ditugaskan di perwakilan RI Kawasan Aspasaf, pejabat Indonesia Investment Promotion Centre (IIPC) serta 22 pemerintah daerah. I-1

Baca Juga: