JAKARTA - Bisnis retail khususnya yang berkaitan dengan life style diperkirakan semakin prospektif. Hal itu terlihat dari data Frost & Sullivan yang menyebut Indonesia memiliki ukuran pasar ritel tertinggi dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya, dengan perkiraan nilai pasar mencapai 314,2 miliar dollar AS pada 2025.

Atas pertimbangan itu pula yang mendorong salah satu perusahaan retail yaitu PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) mencari pembiayaan ke publik melalui Initial Public Offering (IPO). Perusahaan telah resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (8/8), dengan meraup dana sebesar 404,62 miliar rupiah.

Dana tersebut sebagian besar akan digunakan untuk modal kerja perseroan. Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak 1,03 miliar saham atau setara 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dengan menetapkan harga penawaran umum sebesar 390 rupiah per saham.

Direktur Utama ERAL Djohan Sutanto mengatakan dana hasil IPO sekitar 37 persen akan digunakan untuk ekspansi bisnis eksisting, sekitar 13,75 persen untuk mendukung ekspansi bisnis baru, serta sekitar 49,25 persen untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perseroan.

"Perseroan hadir untuk memanfaatkan potensi besar dari sektor ritel gaya hidup yang terus berkembang di Indonesia. Ditambah lagi kegiatan konsumsi merupakan penopang terbesar untuk pertumbuhan ekonomi nasional hingga saat ini," katanya.

Dia mengatakan strategi perseroan untuk mengembangkan bisnis di sektor ritel gaya hidup didorong oleh keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk usia produktif kisaran 15-59 tahun, akan meningkat pengeluaran konsumsinya terutama produk gaya hidup yang aktif di Indonesia.

Menurut dia, terdapat 177 juta penduduk Indonesia atau 66 persen dari total penduduk yang termasuk dalam kelompok penduduk kategori usia produktif. Adapun, berperan sebagai penjamin pelaksana emisi efek yaitu PT BNI Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia.

Baca Juga: