KUALA LUMPUR - Sebuah perusahaan tenaga surya dari Tiongkok telah setuju untuk menginvestasikan dana sebesar 10 miliar dollar AS di Malaysia. Menurut keterangan seorang pemimpin bisnis Tiongkok pada Jumat (25/6) pekan lalu, langkah itu diambil setelah perusahaan-perusahaan di Negeri Panda itu memilih Asia Tenggara untuk memperluas produksi dan menghindari hambatan bisnis yang dilakukan oleh negara-negara Barat,

"Perusahaan Tiongkok lebih memilih melakukan berbisnis di Asia Tenggara daripada negara-negara lain karena bisa bersinergi dengan proyekOne Belt, One Road(inisiatif Jalur Sutra Baru)," kata Tan Yew Sing, presiden Kamar Dagang Malaysia-Tiongkok.

"Tiongkok sangat ingin berinvestasi di Malaysia karena Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat memberikan lebih banyak hambatan bagi Tiongkok untuk berinvestasi. Oleh karena itu mereka (pengusaha Tiongkok) mengalihkan produksinya ke negara-negara Asean, Timur Tengah, dan Afrika," ungkap Tan. "Dari ketiga kawasan tersebut, Asean masih menjadi favorit mereka, terutama karena kebijakanOne Belt One Road," imbuh dia.

Sebelumnya pada Kamis (24/6) pekan lalu, pemerintah Malaysia mengumumkan bahwa raksasa tenaga surya Risen Energy Co Ltd, sebuah perusahaan swasta Tiongkok, akan menginvestasikan dana sebesar 42,2 miliar ringgit (10,1 miliar dollar AS) mulai dari 2021 hingga 2035 untuk mendirikan pabrik besar pertamanya di Asia Tenggara.

Menurut informasi, pabrik besar itu akan berlokasi di Negara Bagian Kedah, Malaysia utara.

Menurut Xie Jian, ketua dan presiden Risen Energy Co Ltd, perusahaannya memilih Malaysia karena lokasinya yang strategis di Asia Tenggara.

Sementara itu direktur kantor konsultan politik Malaysia dari Bower Group Asia, Asrul Hadi Abdullah Sani, mengatakan bahwa investasi perusahaan Tiongkok itu tepat waktu bagi Malaysia, yang telah berjuang untuk menarik investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI). "Pemerintah federal sebelumnya dikritik karena gagal mendatangkan FDI setelah FDI di Malaysia turun sebesar 56 persen pada 2020," ucap Asrul.

Asrul menambahkan bahwa investasi proyek tenaga surya oleh perusahaan dari Tiongkok serta sumbangan 500.000 dosis vaksin Sinovac dari Beijing, akan semakin memperkuat hubungan Tiongkok-Malaysia.

Bahan Baku Melimpah

Investasi ke Malaysia itu diumumkan bertepatan dengan pengumuman dari AS yang pada Kamis lalu menyatakan bahwa mereka menghentikan impor dari produsen polisilikon utama Tiongkok, Hoshine Silicon Industry Co. Ltd, atas dugaan penggunaan orang Uighur sebagai pekerja paksa di Daerah Otonomi Xinjiang.

Washington DC juga memasukkan unit tiga perusahaan Tiongkok lainnya ke daftar hitam, beberapa di antaranya adalah produsen utama silikon monokristalin dan polisilikon yang digunakan dalam produksi panel surya.

Menurut Bernreuter Research, sebuah perusahaan riset Jerman, lebih dari 90 persen dari semua panel surya yang menghasilkan listrik membutuhkan polisilikon dan empat dari lima produsen polisilikon terbesar di dunia berbasis di Tiongkok.

Pernyataan PM dan Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia tidak mengatakan dari mana pabrik Risen Energy Malaysia akan mendapatkan polisilikon. Tetapi mereka mengatakan perusahaan dari Tiongkok itu akan memproduksi sel surya dan panel surya di bawah anak perusahaannya di Malaysia, Risen Solar Technology Sdn Bhd.

Terkait ketersediaan bahan baku, Menteri Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia, Mohamed Azmin Ali, menyatakan bahwa Malaysia memiliki bahan baku yang melimpah bagi kebutuhan produksi pabrik ini. BenarNews/I-1

Baca Juga: