Perusahaan energi asal Norwegia, Equinor Norwegia meresmikan Hywind Tampen, pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai terapung terbesar di dunia pada pekan lalu. Hywind Tampen juga akan menjadi pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai pertama di dunia yang memasok listrik ke ladang-ladang minyak dan gas, sehingga mengurangi emisi karbondioksida (CO2).

Pembangunan Hywind Tampen diperkirakan menelan biaya mencapai 7,4 miliar Krone atau sekitar 638 juta Euro. Hywind Tampen yang memiliki kapasitas 88 megawatt (MW) diharapkan dapat mengurangi emisi sebesar 200 ribu ton per tahun dari produsen-produsen minyak dan gas utama di Laut Utara. Adapun jumlah tersebut merupakan 0,4 persen dari total emisi CO2 Norwegia pada tahun 2022.

"Kami memiliki ambisi yang jelas di Norwegia sehubungan dengan emisi CO2, untuk menguranginya (sebesar) 50 persen (pada tahun 2030). Untuk melakukan itu, kami membutuhkan tenaga listrik. Ini juga tentang membangun industri baru yang akan menjadi penting untuk menciptakan lebih banyak tenaga listrik di Norwegia," kata Kepala Eksplorasi dan Produksi Equinor di Norwegia, dikutip dari Reuters, Senin (28/8).

Hywind Tampen mulai memproduksi listrik pada kuartal ketiga tahun 2022, tetapi sekarang telah beroperasi penuh. Diharapkan dapat memenuhi sekitar 35 persem dari kebutuhan listrik tahunan di lima anjungan, Snorre A dan B serta Gullfaks A, B dan C.

Ladang angin ini terletak sekitar 140 kilometer dari pantai, dengan kedalaman air antara 260 dan 300 meter. Ladang angin ini terdiri dari 11 turbin angin berdasarkan konsep Hywind terapung, yang dikembangkan oleh Equinor. Turbin-turbin tersebut dipasang pada struktur beton terapung dengan sistem penahan yang sama.

Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Stoere menyebut peresmian Hywind Tampen merupakan hari bersejarah. Menurutnya, inisiatif tersebut akan membantu Norwegia mengurangi CO2 dan menghentikan minyak dan gas secara tiba-tiba bukanlah solusi dalam transisi energi.

"Dunia akan terus membutuhkan gas dan minyak dalam fase transisi ini. Ini bukan penghentian dari satu hari ke hari lainnya. Jadi kita harus meminimalkan jejak karbon," ujar dia.

Kepala Bisnis Energi Terbarukan Equinor di Norwegia, Siri Kindem mengatakan, perusahaannya akan menggunakan pengalaman dan pembelajaran dari proyek ini untuk menjadi lebih baik lagi.

"Kami akan membangun yang lebih besar, mengurangi biaya dan membangun industri baru di atas pundak industri minyak dan gas," ucapnya.

Hywind Tampen adalah ladang angin lepas pantai pertama di Norwegia, yang menunjukkan peluang untuk produksi listrik terbarukan di landas kontinen Norwegia, demikian menurut perusahaan tersebut.

Meskipun biaya proyek ini lebih tinggi dari yang direncanakan yakni 5,2 miliar Krone menjadi 7,4 miliar Krone. Namun, Equinor menilai proyek ini lebih hemat dibandingkan pembangkit listrik tenaga angin terapung Hywind Skotlandia yang merupakan pembangkit listrik tenaga angin terapung pertama di dunia. Kenaikan biaya itu disebabkan oleh penundaan bahan baku, masalah kualitas, inflasi, serta efek mata uang.

Baca Juga: