Jepang memiliki pengalaman yang sangat baik dalam melaksanakan pembangunan smart city dan sejumlah perusahaan Jepang bersedia membantu proyek di IKN.

JAKARTA - Beberapa perusahaan Jepang telah bersedia untuk mendukung dan berkontribusi dalam pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN). Perusahaan teknologi informasi Jepang bernama NEC telah mengajukan pembangunan struktur smart city di IKN.

"Perusahaan Jepang bernama Mitsubishi elevators telah memutuskan untuk menyediakan lift ke Istana Presiden dan juga fasilitas penting lainnya," kata Duta Besar Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Senin (25/3).

Seperti dikutip dari Antara, Dubes Masaki menyebutkan Jepang memiliki pengalaman yang sangat baik dalam membangun smart city. "Saya pikir kami (Jepang) bisa berkontribusi secara konkret," ujar Masaki.

Pemerintah Indonesia telah melaksanakan pembangunan Ibu Kota baru Indonesia, IKN, sejak September 2023. Peletakan batu (grounbreaking) tahap pertama IKN dilakukan pada September 2023, dan hingga Februari 2024 telah dilaksanakan groundbreaking tahap kelima.

Groundbreaking tahap keenam direncanakan akan dilaksanakan pada Mei 2024. Sejauh ini, ada 305 surat pernyataan niat (Letter of Intent/ LoI) dari investor dalam negeri dan luar negeri untuk proyek-proyek pembangunan di IKN.

Investor Luar Negeri

Dari 305 LoI tersebut, sebanyak 172 LoI berasal dari investor dalam negeri dan selebihnya merupakan LoI dari investor luar negeri. Singapura menempati posisi kedua dalam pernyataan minat investor terbanyak setelah Indonesia dengan 27 LoI, diikuti oleh Jepang 25 LoI, Malaysia dengan 19 LoI, dan Tiongkok dengan 19 LoI.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, menyebut satu perusahaan Jepang tengah mempelajari proyek lumbung pangan atau food estate di IKN yang membutuhkan investasi dari pihak swasta.

Lumbung pangan tersebut berlokasi di Kalimantan Tengah dengan lahan yang sudah dibuka seluas 43.000 hektare. "Itu enggak kecil, butuh investasi dan teknologi. Nantinya itu bisa suplai makanan ke IKN, kan lebih dekat daripada dari Jawa," katanya.

Pernyataan itu disampaikan setelah Basuki bertemu dengan sejumlah pebisnis yang difasilitasi oleh Asosiasi Jepang-Indonesia (Japinda) untuk menawarkan berbagai investasi di IKN.

"Tinggal bawa uang dan teknologi Anda, kami sudah siapkan lahannya," ujarnya di hadapan para pebisnis Jepang.

Dia menuturkan investasi dari pihak swasta, termasuk dari luar negeri, dibutuhkan karena porsi pembiayaan pembangunan IKN dari pemerintah hanya 20-30 persen, sisanya dari swasta, baik itu dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KBPU) atau pun public-private partnership (PPP).

Proyek IKN yang dibiayai pemerintah dibagi menjadi Batch 1 dan 2 dengan total investasi 60,9 triliun rupiah. Terdapat 43 proyek untuk Batch 1 yang proses pembangunannya sejak 2020 hingga Maret 2023 dengan total investasi 24,5 triliun rupiah.

Proyek-proyek yang masuk dalam Batch 1, di antaranya jalan tol, Istana Presiden, Kantor Presiden dan Kantor Kementerian Koordinator. Sementara itu, dalam Batch 2 terdapat 45 proyek dengan besaran investasi 36,4 triliun rupiah, termasuk untuk proyek pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) dan jaringan pipa.

Pada September lalu, juga telah dilakukan peletakan batu pertama untuk pembangunan Rumah Sakit Abdi Waluyo, Pertamina, Hotel Vasanta, Hotel Nusantara, Mayapada Hospital, pusat pelatihan PSSI, Pakubuwono Group, dan Nusantara International School (NIS).

Baca Juga: