NEW YORK - Perusahaan farmasi dunia berlomba untuk menemukan vaksin yang manjur mengatasi varian baru Covid-19, Omicron. Pfizer dan BioNTech baru-baru ini mengumumkan hasil studi laboratorium, menunjukkan bahwa antibodi serum yang diinduksi oleh vaksin Covid-19, Pfizer-BioNTech (BNT162b2), mampu menetralkan Omicron setelah pemberian tiga dosis.

Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengizinkan penggunaan vaksin Sub Unit Rekombinan Zifivax. Zifivax diklaim mampu mencegah Omicron.

Dalam penelitian independen yang dilakukan di National Center For Infectious Diseases, Beijing Ditan Hospital, Capital Medical University Beijing, Zifivax diyakini sebagai booster dan dapat meningkatkan neutralizing antibody jauh lebih tinggi dibandingkan subjek yang divaksinasi dengan vaksin Inactivated sebagai booster.

Produsen vaksin Moderna mengeklaim, suntikan booster vaksin Covid-19 milik mereka dapat meningkatkan kadar antibodi terhadap varian Omicron. Kemampuan itu dapat terjadi dalam waktu satu bulan setelah mendapatkan suntikan.

Dalam studi laboratorium, perusahaan memberi 20 peserta yang divaksinasi penuh booster 50 mikrogram atau dosis yang saat ini disahkan Food and Drug Administration (FDA). Lalu 20 lainnya menerima dosis 100 mikrogram yang lebih tinggi. Setelah 29 hari, sukarelawan memberikan sampel darah yang kemudian dianalisis.

Hasil penelitian menunjukkan, orang yang menerima booster 50 mikrogram melihat tingkat antibodi penetralisir mereka meningkat 37 kali lipat dibandingkan dengan tingkat pra peningkatan. Sementara mereka yang diberi booster 100 mikrogram melihat tingkat antibodi meningkat 83 kali lipat.

Moderna mengatakan, mengingat seberapa cepat Omicron menyebar di seluruh dunia, perusahaan akan memfokuskan "upaya jangka pendeknya" untuk memberikan sebanyak mungkin dosis suntikan booster resminya. Perusahaan juga sedang mengembangkan booster yang dirancang khusus untuk memerangi varian Omicron, dengan uji klinis diharapkan akan dimulai awal tahun depan.

"Moderna akan terus mengevaluasi booster khusus Omicron pada awal 2022, mengingat fitur-fitur kekebalan yang terkait yang ditunjukkan oleh varian yang menjadi perhatian ini, sebagai bagian dari strategi jangka menengah untuk mengatasi pandemi yang sedang berlangsung," kata presiden perusahaan, Stephen Hoge.

Pembekuan Darah

Sebelumnya, AstraZeneca juga menyatakan data awal dari uji coba yang dilakukan pada vaksin Covid-19 buatannya, Vaxzevria, menunjukkan respons antibodi yang lebih tinggi terhadap varian Omicron dan lainnya, termasuk Beta, Delta, Alpha, dan Gamma, ketika diberikan sebagai dosis penguat.

Produsen obat itu, pada Kamis (13/1), seperti dikutip Antara dari Reuters mengatakan peningkatan respons terlihat pada orang yang sebelumnya disuntik dengan Vaxzevria atau vaksin lain berbasis mRNA.

Namun yang perlu diingat dengan vaksin buatan AstraZeneca, pertengahan 2021 lalu Denmark telah menghentikan penuh pemberian vaksin Covid-19 buatan Oxford-AstraZeneca karena kekhawatiran tentang kasus pembekuan darah. Itu menjadi negara Eropa pertama yang melakukan langkah tersebut. Langkah ini menunda program vaksinasi negara tersebut selama beberapa wajtu.

European Medicines Agency (EMA) atau Badan Obat Eropa pun telah mengumumkan kemungkinan kaitan vaksin AstraZeneca dengan kasus pembekuan darah.

Baca Juga: