GUANGDONG - Perusahaan energi Prancis Lectricité de France (EDF) sedang menyelidiki masalah potensial yang terkait dengan penumpukan gas inert di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Taishan, di Provinsi Guangdong, Tiongkok.

Penyelidikan dilakukan setelah CNN melaporkan bahwa pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang menilai laporan kebocoran di fasilitas itu. Laporan tersebut dibuat oleh Framatome, perusahaan milik EDF yang merancang reaktor pembangkit dan tetap terlibat dalam operasinya.

Framatome memperingatkan pembangkit listrik, perusahaan patungan dengan China General Nuclear Power Group (CGN) yang terletak sekitar 200 kilometer dari Hong Kong itu tengah menghadapi "ancaman radiologi yang segera terjadi".

Menurut CNN, pejabat AS telah menyelidiki klaim Framatome tentang kebocoran selama seminggu terakhir. EDF, yang memiliki saham minoritas di pabrik, mengatakan penumpukan kripton dan xenon, keduanya gas inert, telah mempengaruhi sirkuit utama pembangkit Unit 1 Taishan, tetapi menambahkan bahwa itu adalah "fenomena yang diketahui, dipelajari, dan disediakan dalam prosedur operasi reaktor".

Masih Normal

Pemilik mayoritas CGN mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa operasi di pabrik memenuhi aturan keselamatan. Menurut data real time dari China Nuclear Safety Administration (CNSA), tingkat radiasi di sekitarnya pada Senin (15/6) masih normal.

Menurut CNN, peringatan Framatome termasuk tuduhan bahwa CNSA meningkatkan batas radiasi yang dapat diterima di sekitar pabrik Taishan agar tidak perlu mematikan pembangkit itu. Regulator dan pemerintah Tiongklk tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Pakar nuklir umumnya mengecilkan risiko. CNN mengutip pejabat AS yang mengatakan bahaya bagi publik saat ini minimal.

Ilmuwan nuklir Tiongkok yang berbasis di AS, Li Ning mengatakan kepada Reuters bahwa CNN sedang "membuat gunung dari sarang tikus tanah" dan tidak realistis untuk mengharapkan "nol kegagalan" dalam kelongsong bahan bakar proyek nuklir di mana pun di dunia.

"Media sering tidak mau menempatkan risiko ke dalam perspektif yang tepat," tutur Li, menambahkan itu telah secara efektif mematikan industri nuklir di barat.

"Pembangkit listrik tenaga batu bara dapat memancarkan dan melepaskan lebih banyak radioaktivitas daripada pembangkit listrik tenaga nuklir," kata Li.

CGN, perusahaan nuklir milik negara terbesar di Tiongkok, dimasukkan dalam daftar hitam AS pada Agustus 2019 karena diduga melakukan upaya untuk memperoleh teknologi dan bahan AS yang canggih untuk pengalihan penggunaan militer di Tiongkok.

"Itu berarti Framatome, yang beroperasi di AS, akan memerlukan pengabaian dari pemerintah AS untuk memungkinkannya membantu CGN memperbaiki masalah teknologi," kata Li.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan, daftar hitam itu adalah penyalahgunaan tindakan pengendalian ekspor.

Menurut catatan insiden CNSA, masalah keamanan kecil cukup sering terjadi di Taishan. Pada Maret, inspektur yang memeriksa voltmeter yang rusak di Unit 1 secara tidak sengaja menyebabkan kegagalan fungsi listrik, yang memicu pemadaman otomatis.

"Pada April, semburan gas radioaktif secara tak terduga memasuki pipa di sistem pengolahan gas limbah Unit 1 tepat saat para pekerja mencoba menutupnya, juga memicu alarm," kata CNSA. n SB/Rtr/N-3

Baca Juga: