WASHINGTON - Direktur Central Intelligence Agency (CIA), William J. Burns, pada Senin (18/12) bertemu dengan para pejabat Israel dan Qatar di Warsawa untuk memulai kembali pembicaraan pertukaran sandera dan tahanan antara Hamas dan Israel.

Dilansir oleh New York Times, berdasarkan gencatan senjata selama seminggu antara Israel dan Hamas bulan lalu, 105 sandera dibebaskan dengan imbalan pembebasan 240 warga Palestina dari penjara-penjara Israel sebelum negosiasi gagal dan perang dilanjutkan pada 1 Desember. Sejak itu, para pejabat Amerika telah mendorong berbagai proposal yang bertujuan untuk pelepasan kemanusiaan lanjutan atau pertukaran lainnya.

Tekanan untuk perundingan baru meningkat dalam beberapa hari terakhir, setelah militer Israel mengatakan pada hari Jumat bahwa tentaranya telah menembak mati tiga pria tak bersenjata yang ternyata menjadi sandera.

Hamas belum merilis video sandera sejak sebelum pertukaran dimulai. Namun pada hari Senin, mereka mengunggah satu video di media sosial yang menunjukkan tiga pria lanjut usia, salah satunya memohon pembebasan mereka.

"Melanjutkan perundingan merupakan hal yang rumit, dengan perbedaan yang lebih mendalam mengenai syarat-syarat pertukaran lebih lanjut," kata para pejabat AS.

Setelah perundingan tersebut gagal, seorang pejabat AS mengatakan secara terbuka bahwa Hamas "mengingkari" perjanjian untuk membebaskan semua sandera perempuan. Seorang pejabat Hamas mengatakan, pihaknya menganggap beberapa sandera perempuan yang tersisa adalah tentara.

Para pejabat Israel, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya, mengatakan, Hamas gagal membebaskan sandera sebanyak yang dijanjikan, namun tetap mengajukan tuntutan lebih banyak. Hamas telah mengusulkan kesepakatan yang akan membebaskan lebih banyak warga Palestina dari penjara-penjara Israel, termasuk tahanan tingkat tinggi. Para pejabat Israel bersikeras bahwa mereka ingin semua perempuan dan anak-anak dibebaskan sebelum membahas pertukaran lebih lanjut.

"Ada beberapa alasan untuk berpikir bahwa perundingan baru mungkin akan membuahkan hasil. Setelah kematian tiga sandera yang tidak disengaja, pemerintah Israel berada di bawah tekanan yang lebih besar untuk menjamin pembebasan sisa orang yang ditahan oleh Hamas dan sekutunya di Gaza," kata sumber-sumber.

Amerika Serikat juga meningkatkan tekanan pada Israel untuk mengurangi operasi tempur besarnya di Gaza dan melakukan transisi ke tahap perang yang baru.

Burns bertemu dengan David Barnea, Direktur Mossad, dinas intelejen asing Israel. Barnea telah memimpin upaya negosiasi Israel, dan Gedung Putih menunjuk Burns untuk bekerja sama dengannya.

Kedua pria tersebut berbicara di Warsawa dengan Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dari Qatar. Qatar menjadi tuan rumah bagi sayap politik Hamas di Doha dan telah berupaya memfasilitasi negosiasi.

Baik Israel maupun AS tidak berbicara langsung dengan pimpinan Hamas, melainkan melalui pihak Qatar.

Video yang dirilis oleh Hamas pada hari Senin menunjukkan tiga pria, berjanggut dan duduk, dengan salah satu pria berbicara di depan kamera dan mengidentifikasi dirinya sebagai pria berusia 79 tahun dari Kibbutz Nir Oz. Video tersebut menyertakan teks dalam bahasa Inggris yang tidak secara langsung sesuai dengan kata-kata Ibrani yang digunakan oleh sandera.

Pemerintah dan militer Israel sebelumnya menganggap video-video ini sebagai "perang psikologis."

Dimulainya kembali perundingan sebelumnya dilaporkan oleh Axios. Seorang juru bicara CIA menolak berkomentar, dengan alasan kebijakan agensi yang tidak membahas perjalanan direktur mereka.

Baca Juga: