PAM Jaya mengadakan penghargaan untuk mengapresiasi pelanggan atas partisipasi dalam mengampanyekan penggunaan air bersih dan mengurangi penggunaan air tanah.

JAKARTA - Saat ini jangkauan perpipaan Jakarta masih jauh dari 100 persen. Itu baru diharapkan dapat tercapai tahun 20230. Saat ini Pemprov Jakarta masih berkutat untuk mengupayakan agar warga dapat menerima air bersih dengan harga terjangkau.

Perumda PAM Jaya tengah menggencarkan pelanggan memakai air bersih dengan harga terjangkau. Ini bagian dari upaya mewujudkan jangkauan perpipaan 100 persen Jakarta pada tahun 2030 tersebut. "Kami harap masyarakat dapat mempercayakan kepada PAM Jaya bahwa air perpipaan akan segera hadir menjangkau setiap wilayah," kata Direktur Utama PAM Jaya, Arief Nasruddin, saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

Arief berjanji dengan yakin bahwa pada tahun 2030 pipanisasi akan mencapai 100 persen melayani masyarakat. Namun, sejauh ini sejumlah wilayah masih jauh dari jangkauan air bersih. Arief menyampaikan, harapan ini usai para konsumen PAM Jaya mendapat penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jakarta.

Dia menilai, kegiatan tersebut sebagai refleksi atas apa yang telah dilakukan jajaran PAM Jaya. Ini dalam upaya mempercepat penyediaan pipa air bersih bagi seluruh masyarakat Jakarta. Sebagian masyarakat masih jauh dari terima layanan air bersih.

Terlebih, laporan keuangan PAM Jaya tahun 2024 mendapatkan predikat lebih baik dari segi audit yang diberikan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Kementerian Dalam Negeri, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Kami terus coba percepat proses pengerjaan pemasangan pipa. Salah satunya ketika Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono juga berkunjung ke Kamal Muara di mana di situ terdapat 3.000 sambungan baru," jelas Arief.

PAM Jaya masih mematok tarif sesuai dengan Pergub Nomor 11 Tahun 2007 tentang Penyesuaian Tarif Otomatis (PTO) Air Minum Semester 1 Tahun 2007. Sebagai contoh, kelompok rumah tangga sederhana dikenakan tarif 3.550 per tiga meter kubik atau 3.000 liter.

Dengan demikian, diharapkan penghargaan ini mampu menjaring konsumen baru untuk mendapatkan air bersih dengan harga yang lebih terjangkau. Penjabat Gubernur Jakarta, Heru Budi Hartono, memberikan penghargaan kepada konsumen Perusahaan Umum Daerah Air Minum Jaya (PAM Jaya) dalam acara "Jakarta Water Hero Tahun 2024," di Candi Bentar, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (28/6).

Apresiasi Pelanggan

Menurut Heru, kegiatan penghargaan tersebut diadakan untuk mengapresiasi pelanggan atas partisipasi dalam mengampanyekan penggunaan air bersih melalui layanan perpipaan PAM Jaya, serta mengurangi penggunaan air tanah. Heru mengatakan, PAM Jaya sukses dalam mengajak masyarakat Jakarta untuk peduli terhadap lingkungan.

Hal ini terutama dalam memberikan pelayanan dan pemahaman terhadap pelanggan terkait penggunaan air bersih. "Apresiasi yang sebesar-besarnya kepada PAM Jaya karena telah melakukan kampanye kepada pelanggan," tutur Heru.

Dia berharap nantinya Jakarta tidak ada lagi masalah dengan air bersih. Sebab PAM Jaya telah mengajak dan mengapresiasi pelanggannya untuk tidak lagi menggunakan air tanah. Selain itu, Pemprov Jakarta mestinya menugaskan Dinas Sumber Daya Air agar berkeliling Jakarta mencermati tempat-tempat pencucian mobil.

Mereka harus menyegel dan menghentikan tempat cuci mobil yang menggunakan air tanah. "Harusnya memang dilarang menggunakan air tanah untuk bisnis cuci mobil dan motor. Mereka mestinya menggunakan air PAM," jelas seorang pelanggan di sebuah cuci mobil, di Kebayoran Lama, Hani (28).

Tempat cucian mobil termasuk buang-buang air tanah. Ini amat disayangkan karena mereka tidak membayar pajak. Mestinya dipajaki karena mengambil air tanah untuk bisnis, bukan dikonsumsi. "Hitung saja berapa air tiap hari disedot dari dalam tanah. Jangan salah di Jakarta Selatan saja, mungkin ada ribuan tempat cuci mobil," tandasnya.

Baca Juga: