Guna memastikan prgoram menanam pohon untuk merehabilitasi lahan kritis berjalan baik, kini pertumbuhan pohon yang ditanam terus diawasi.

GUNUNGKIDUL - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan berbagai terobosan baru dalam upaya merehabilitasi lahan kritis. Program penanaman pohon kini benar-benar diawasi, mulai dari proses pemilihan jenis tanaman, lokasi tanam, hingga pemeliharaan. Ini dilakukan agar penanaman pohon tak lagi bersifat seremonial.

"Kami sekarang dalam penanaman pohon menggunakan barcode sebagai penandaan pohon dalam rangka monitoring dan evaluasi perkembangan tanaman berbasis android, baik secara offline maupun online," kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya pada peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional 2017, di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (9/12).

Menurut Menteri Siti, barcode ini berisi informasi koordinat, dan nama pohon. Sistemnya link ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Jadi pohon yang ditanam benar-benar dipantau perkembangannya dan dijaga bersama-sama.

Menteri Siti mengungkapkan berdasarkan hasil survei pada tahun 2013, sekitar 24,3 juta ha hutan dan lahan di Indonesia berada dalam keadaan kritis. Kondisi ini membutuhkan waktu yang sangat lama bagi pemerintah untuk merehabilitasi dan memulihkan.

Untuk itu, tambah Siti, berbagai langkah dan upaya telah dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Upaya tersebut, di antaranya merehabilitasi hutan dan lahan melalui kegiatan kebun bibit rakyat, pembagian bibit gratis dari persemaian permanen, dan bibit produktif kepada masyarakat.

Selain itu, tambah Siti, dilakukan pembangunan hutan serbaguna, hutan kota, rehabilitasi mangrove, serta melaksanakan gerakan tanam 25 pohon yang telah di-launching Presiden tanggal 2 Agustus 2017, dengan melibatkan pelajar, mahasiswa, Pramuka, TNI, Polri, dan organisasi masyarakat lain. Sejak tahun 2014 hingga akhir tahun 2016, telah dilakukan penanaman pohon pada areal sekitar 4,2 juta ha.

''Penanaman ini dilakukan baik di dalam maupun di luar kawasan hutan. Kami akan mensurvei kembali tahun 2018 untuk lahan kritis ini,'' kata Menteri Siti.

Bibit Gratis

Untuk menjamin pertumbuhan tanaman di lahan yang kritis dan kering, penanaman dilakukan dengan menggunakan aquasorb, yang mampu menyimpan air sebagai cadangan ketika musim kering. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga memprogramkan penyediaan bibit secara gratis.

Bibit tanaman gratis diberikan ke masyarakat itu sebanyak 50 juta batang per tahun melalui 50 unit persemaian permanen, kebun bibit rakyat sebanyak 500 unit (produksi per unit sebanyak 25 - 30 ribu batang), dan penyediaan 2,5 juta batang bibit produktif. Penanaman pohon yang telah dilakukan, tambah Siti, didukung APBN, APBD, dana alokasi khusus, dana bagi hasil dana reboisasi, corporate social responsibility (CSR) BUMN/BUMD serta swasta. Untuk ini dilibatkan TNI/Polri, pelajar, mahasiswa, Pramuka, organisasi masyarakat serta masyarakat secara umum.

Terkait dengan Gerakan Tanam 25 Pohon yang digagas Presiden Jokowi, capaiannya telah terealisasi sebanyak 2.731.524 batang atau setara dengan 5.463 ha. "Kami menyadari bahwa gerakan ini perlu terus-menerus disosialisasikan dan dukungan para pamong di daerah dan desa serta masyarakat menjadi sangat penting,'' kata Menteri Siti.

Presiden Jokowi menegaskan agar penanaman pohon tidak hanya seremonial, harus ditindaklanjuti dengan pemeliharaan sehingga dapat menghasilkan manfaat untuk rakyat. ''Jangan hanya manajemen seremonial, tanam 1 miliar, 1 juta pohon lalu melupakan. Rakyat senang hal konkrit, nyata dan ada manfaat riil serta bisa kita lihat fisiknya karena menyangkut anggaran yang sangat banyak," kata Presiden.

Presiden mengapresiasi konsep penanaman hutan serbaguna yang telah dilakukan. "Secara konsep saya kira bagus sekali. Kalau serius menangani ini bukan sesuatu yang sulit," katanya.

Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional 2017, ditandai dengan penanaman sekitar 45.000 batang pohon di lima bukit di Gunungkidul seluas 15 ha yang merupakan lahan kritis. Penanaman melibatkan sekitar 3.000 petani, pelajar, Pramuka, dan masyarakat. n fdl/YK/N-3

Baca Juga: