Pada pertemuan puncak Asia timur di Laos, isu pertikaian di Laut Tiongkok Selatan mendominasi, apalagi AS menegaskan kembali seruan bagi kebebasan bernavigasi.

VIENTIANE - Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya pada Jumat (11/10) bentrok dengan Russia dan Tiongkok pada pertemuan puncak Asia timur di Laos yang didominasi oleh perselisihan mengenai klaim maritim dan Ukraina.

Para pemimpin dunia berkumpul di Vientiane, Laos, yang menjadi tuan rumah bagi mempertemukan para diplomat tinggi AS dan Russia.

KTT Asia Timur diadakan menyusul pertemuan blok Asean, di mana Filipina memimpin kritikan terhadap tindakan Beijing di Laut Tiongkok Selatan (LTS) yang disengketakan.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, yang bertemu dengan para pemimpin Asean sebelum pertemuan puncak, menegaskan kembali seruan bagi kebebasan bernavigasi di jalur perairan yang ramai itu.

"Kami tetap prihatin dengan tindakan Tiongkok yang semakin berbahaya dan melanggar hukum di LTS dan Laut Tiongkok Timur (LTT), yang telah melukai orang, merusak kapal dari negara-negara Asean, dan bertentangan dengan komitmen untuk menyelesaikan sengketa secara damai," ucap Menlu Blinken.

Tiongkok telah mengerahkan kapal militer dan penjaga pantai dalam beberapa bulan terakhir dalam upaya untuk mengusir Filipina dari tiga terumbu karang dan pulau yang secara strategis penting di LTS. Hal ini juga meningkatkan tekanan atas gugus pulau sengketa yang dikuasai Jepang di LTT, yang membuat Jepang dan sekutunya gelisah.

Meskipun terdapat perbedaan pendapat, ketegangan selama setahun terakhir telah mereda secara nyata antara Tiongkok dan AS, dengan Presiden Joe Biden mendukung dialog untuk mengurangi potensi konflik.

Sementara itu Presiden Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris, yang keduanya melewatkan pertemuan puncak menjelang pemilu, telah mengambil pendekatan berbeda terhadap Russia setelah meyakini tawaran diplomatik Moskwa tidak tulus.

Terkait dengan Russia, Menlu Blinken menyatakan bahwa dirinya tidak mendengar hal baru tentang agresi Russia yang sedang berlangsung terhadap Ukraina.

Menteri Luar Negeri Russia, Sergei Lavrov, yang hadir di KTT Asia Timur itumengatakan kepada wartawan bahwa AS telah merusak Asia. Ia juga menyerang militerisasi Jepang, di mana perdana menterinya yang baru, Shigeru Ishiba, di masa lalu menyerukan pakta Asia bergaya NATO dengan tujuan yang tidak disebutkan untuk menghalangi Tiongkok. "Jepang jelas-jelas didorong ke arah seperti itu oleh AS," tuduh Lavrov.

Sedangkan Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan bahwa PM Ishiba, dalam lawatan luar negeri pertamanya sejak mengambil alih, kembali menegaskan kekhawatiran serius mengenai meningkatnya aktivitas militer Tiongkok di wilayah sekitar Jepang dalam sebuah pertemuan dengan Perdana Menteri Li Qiang.

PM Li pun melontarkan sindiran terhadap PM Ishiba dalam sebuah pertemuan terkait Asean pada Kamis (10/10) dengan memperingatkan bahaya upaya untuk memperkenalkan konfrontasi blok dan konflik geopolitik ke Asia.

Dorongan Diplomasi

KTT Asia Timur itu juga menyaksikan partisipasi untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun perwakilan dari Myanmar yang diperintah militer, yang telah mengesampingkan rencana Asean 2021 yang menyerukan dialog dan segera diakhirinya kekerasan.

Sedangkan AS, meskipun mendukung diplomasi Asean, telah mendesak agar tekanan terhadap junta tidak dikurangi sampai mereka menunjukkan tanda-tanda kemajuan.

PM India, Narendra Modi, yang negaranya merupakan tetangga Myanmar, menyuarakan dukungannya terhadap pemulihan demokrasi dan menegaskan pihaknya percaya bahwa Myanmar harus dilibatkan dan bukannya terisolasi dalam proses ini.

Terkait sengketa maritim, India yang memiliki sengketa perbatasan dengan Tiongkok pada pertemuan puncak itu perdana menterinya menyuarakan dukungan tegas untuk kebebasan bernavigasi di LTS. AFP/I-1

Baca Juga: