JAKARTA - Pertemuan bilateral Presiden Joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, serta masing-masing delegasi di Kota Chengdu, pada Kamis, menghasilkan delapan kesepakatan.

"Pertama, plan of action dari MoU kesehatan," kata Menteri Luar Negeri RI Retno L Marsudi dalam keterangan pers yang disaksikan melalui tayangan video akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/7).

Seperti dikutip dari Antara, Menlu Retno merinci delapan kesepakatan dari kedua negara yang dihasilkan. Pertama, action plan atau rencana aksi kerja sama bidang kesehatan. Kesepakatan kedua meliputi protokol pembukaan akses pasar produk pertanian untuk komoditas tepung porang.

Selanjutnya, kesepakatan ketiga meliputi protokol pembukaan akses pasar produk pertanian untuk komoditas bubuk tabasheer dari Indonesia ke Tiongkok, dan kesepakatan keempat meliputi riset dan pengembangan industri pemuliaan tanaman (plant breeding) dan budidaya laut.

Kemudian kesepakatan kelima, yakni RI dan Tiongkok menyepakati kerja sama transfer pengetahuan dan pengalaman untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), dan kesepakatan keenam, kedua negara menyepakati Nota Kesepahaman tentang peningkatan kerja sama Indonesia-Tiongkok "Two Countries, Twin Parks".

Kesepakatan ketujuh, yakni nota kesepahaman tentang kerja sama ekonomi dan teknis, dan kesepakatan kedelapan, nota kesepahaman tentang pendidikan bahasa Mandarin.

Komitmen Investasi

Menlu Retno juga menyampaikan adanya hasil kerja (deriverables) berupa komitmen investasi yang akan disampaikan langsung Presiden Jokowi. "Di luar itu, ada deriverables berupa komitmen investasi yang detailnya akan disampaikan besok, setelah pertemuan bisnis," kata Menlu.

"Pertemuan bilateral utamanya membahas penguatan kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan, selalu mempertimbangkan pemakaian tenaga lokal, serta ramah lingkungan," ujar Menlu.

Pada bidang perdagangan, kata dia, upaya meningkatkan akses ekspor Indonesia ke Tiongkok terus ditingkatkan.

Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Indonesia dengan nilai perdagangan tahun lalu mencapai lebih dari 133 miliar dollar AS (sekitar 2.002,8 triliun rupiah).

Retno menjelaskan bahwa beberapa tahun terakhir neraca perdagangan Indonesia-Tiongkok semakin seimbang, bahkan tahun ini Indonesia mulai mencapai surplus.

"Dalam pertemuan, Bapak Presiden meminta akses pasar yang lebih luas di Tiongkok untuk produk-produk Indonesia," ujar dia.

Baca Juga: