Bentrokan senjata terjadi di sepanjang perbatasan Myanmar-Bangladesh di Negara Bagian Rakhine yang mengakibatkan banyak warga lari ke Bangladesh

TUMBRU - Pertempuran di Myanmar berkobar di dekat perbatasan Bangladesh pada Minggu (4/2), dengan warga yang ketakutan melaporkan peluru mortir melintasi perbatasan, petugas medis kewalahan merawat pasien dan pemerintah mengatakan penjaga perbatasan telah melarikan diri untuk mencari perlindungan.

Setidaknya dua orang tewas di Bangladesh pada Senin (5/2) setelah mortir yang ditembakkan dari Myanmar selama bentrokan di sana mendarat di sebuah desa di seberang perbatasan, kata polisi.

"Dua orang tewas dalam ledakan peluru mortir di Desa Jalpaitoli," kata Abdul Mannan, kepala polisi setempat kepadaAFP.

Sedangkan penduduk desa Bangladesh yang tinggal di dekat perbatasan itu mengatakan bahwa mereka khawatir pertempuran ini akan meluas.

Menteri Dalam Negeri Bangladesh, Asaduzzaman Khan, pada Minggu mengatakan bahwa petugas penjaga perbatasan dari Negara Bagian Rakhine, Myanmar, telah memasuki wilayah Bangladesh untuk perlindungan diri sebelum menyerang pejuang Tentara Arakan.

"Tentara Arakan telah merebut banyak wilayah di Negara Bagian Rakhine satu demi satu," kata Khan kepada wartawan di Dhaka.

Menurut juru bicara Penjaga Perbatasan Bangladesh kepadaAFPpada Senin, setidaknya 95 petugas penjaga perbatasan Myanmar telah melintasi perbatasan dan berlindung di pos perbatasan Bangladesh, dengan beberapa diantaranya mengalami luka-luka

Laporan MSF

Sementara badan bantuan Doctors Without Borders (MSF) melaporkan bahwa petugas medisnya di Cox's Bazar pada Minggu telah merawat 17 pasien di Rumah Sakit Kutupalong menyusul terjadinya pertempuran di perbatasan Bangladesh-Myanmar.

Bangladesh saat ini tercatat sudah menampung sekitar satu juta pengungsi Rohingya yang diusir dari Myanmar dalam tindakan keras militer pada 2017.

"Semua pasien mengalami luka tembak," kata MSF, Senin. "Dua orang berada dalam kondisi yang mengancam jiwa, dan lima orang terluka parah," imbuh badan bantuan itu seraya mengatakan pihaknya akan terus memantau situasi tersebut dan menyatakan keprihatinan terhadap masyarakat yang tinggal di kedua sisi perbatasan yang terkena dampak kekerasan.

Sebagian wilayah Myanmar di dekat perbatasan sepanjang 270 kilometer dengan Bangladesh sering mengalami bentrokan sejak November, ketika pejuang pemberontak Tentara Arakan mengakhiri gencatan senjata yang sebagian besar telah dilaksanakan sejak kudeta tahun 2021.AFP/I-1

Baca Juga: