Walau pihak-pihak yang bertikai setuju untuk memperpanjang gencatan senjata, namun pertempuran sengit dilaporkan masih terjadi di Sudan pada Jumat (28/4).
KHARTOUM - Pertempuran sengit masih berkecamuk di Sudan pada Jumat (28/4), meskipun tentara dan pasukan paramiliter RSF setuju untuk memperpanjang gencatan senjata yang bertujuan untuk membendung meluasnya perang yang telah terjadi selama hampir dua pekan dan telah menewaskan ratusan orang serta menyebabkan kehancuran yang meluas.
Di wilayah Darfur barat yang dilanda perang, tercatat setidaknya 74 orang tewas hanya dalam dua hari pertempuran kota yang sengit yang meletus pekan ini di Kota El Geneina.
"Para pejuang meluncurkan roket ke rumah-rumah di Kota El Geneina, dan mereka pun saling menembakkan senapan, senjata otomatis dan senjata antipesawat," lapor Darfur Bar Association, sebuah kelompok masyarakat sipil setempat.
"Pertempuran telah menyebar hampir di seluruh kota" dan para pejuang telah menjarah dan membakar pasar, bangunan umum, gudang bantuan, dan bank," imbuh asosiasi itu.
Sementara itu di tengah kepulan asap hitam di Ibu Kota Khartoum, terpantau negara-negara asing bergegas untuk melakukan evakuasi massal warganya dengan Kementerian Pertahanan Turki pada Jumat melaporkan salah satu pesawat angkut militer mereka telah diserang.
Ada beberapa upaya gencatan senjata sejak pertempuran pecah pada 15 April antara tentara Sudan yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Daglo. Namun semua upaya bagi gencatan senjata itu telah gagal.
Pada Kamis (27/4) lalu, kedua belah pihak sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata yang berulang kali dilanggar selama tiga hari lagi.
Menanggapi situasi kacau di Sudan, Amerika Serikat (AS), Arab Saudi, Uni Afrika, PBB, dan pihak lainnya mengatakan mereka berharap perpanjangan gencatan senjata itu akan membantu menciptakan penghentian permusuhan yang lebih tahan lama.
Sejak perebutan kekuasaan antara Burhan dan Daglo meletus menjadi kekerasan, jet tempur telah menggempur posisi RSF di distrik Khartoum yang padat, bersamaan dengan para pejuang di darat adu tembak artileri dan tembakan senapan mesin berat. Kini di beberapa bagian kota yang berpenduduk sekitar lima juta orang, parit telah digali saat orang-orang bersenjata saling bertempur di jalanan.
Menurut catatan Kementerian Kesehatan Sudan, sedikitnya 512 orang tewas dan 4.193 orang lainnya terluka dalam pertempuran di Sudan, namun jumlah korban sebenarnya kemungkinan jauh lebih tinggi.
Sementara itu Program Pangan Dunia mengatakan kemelut di Sudan bisa menjerumuskan jutaan orang kelaparan dan sepertiga dari populasi Sudan amat membutuhkan bantuan untuk mencegah terjadinya bencana kelaparan.
Evakuasi WNI
Sementara itu dari Jakarta, kantor Kementerian Luar Negeri Indonesia pada Jumat melaporkan bahwa sebanyak 385 warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Sudan, sudah tiba di Tanah Air.
"Sekitar pukul 05.46 WIB, sebanyak 385 warga negara Indonesia dengan Garuda Indonesia GA 991 telah mendarat di Jakarta," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, saat memberikan keterangan pers di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jumat.
Menlu Retno mengatakan bahwa 385 WNI tersebut terdiri dari 248 perempuan, 137 laki-laki, dan diantaranya 43 anak-anak, serta menambahkan bahwa evakuasi tersebut adalah tahap pertama evakuasi WNI dari Sudan melalui Jeddah, Arab Saudi.
Menlu Retno pun menegaskan kembali bahwa evakuasi WNI dari Sudan ke Tanah Air akan dilakukan secara bertahap. "Menurut rencana, pemulangan ke Indonesia tahap kedua akan dilakukan 29 April, dan tiba di Indonesia 30 April. Pemulangan tahap ketiga sekaligus menutup seluruh proses evakuasi akan dilakukan pada 30 April dengan menggunakan pesawat TNI Angkatan Udara (AU)," ungkap dia.
Menlu Retno pun menjelaskan evakuasi kali ini dilakukan dengan menggunakan pola evakuasi estafet. "Dimulai dengan evakuasi jalan darat dari Khartoum ke Port Sudan, kemudian dari Port Sudan ke Jeddah, baik via laut maupun via udara. Dan selanjutnya dipulangkan secara bertahap ke Indonesia.Alhamdulillah, pola ini berjalan dengan lancar dan kita bahkan membantu beberapa warga negara asing untuk ikut dalam evakuasi kita," tutup Menlu Retno. AFP/Ant/I-1