Ukraina timur saat ini jadi medan pertempuran sengit dalam invasi Russia ke negara tetangganya itu. Pasukan Russia tak henti-hentinya menggempur wilayah ini demi bisa menguasai Donbas sepenuhnya.

SLOVIANSK - Pertempuran sengit dilaporkan tengah berkecamuk di dan sekitar wilayah Donbas, Ukraina timur, pada Selasa (5/7) setelah pasukan Russia berhasil bergerak maju di medan perang baru-baru ini.

Berdasarkan laporan Wali Kota Sloviansk, pasukan Russia tiada hentinya menggempur kotanya. "Gempuran besar-besaran terjadi di setiap penjuru Kota Sloviansk! Semua warga berlindung," tulis Wali Kota Vadim Lyakh di media sosialFacebook.

Terkait laporan itu, pihak berwenang Ukraina dalam beberapa kesempatan mendesak warga Sloviansk untuk meninggalkan wilayah itu saat garis depan mendekati kota itu setelah Russia merebut dua kota strategis di wilayah Lugansk yaitu Severodonetsk dan Lysychansk.

Sejauh ini Kota Sloviansk dan pusat administrasi regional Kramatorsk tetap berada di bawah kendali Ukraina dan merupakan tujuan Russia berikutnya dalam kampanyenya untuk menaklukkan wilayah Donbas timur.

Sementara itu kantor kepresidenan Ukraina melaporkan gempuran pasukan Russia dan serangan misil telah menyasar beberapa daerah semalam. Sedangkan Kementerian Pertahanan Russia melaporkan bahwa selama 24 jam terakhir, pasukan Russia telah menargetkan Kota Kharkiv dengan senjata "presisi tinggi" yang berhasil menewaskan hingga 150 prajurit Ukraina.

Serangan itu menyusul penembakan di Donetsk, di mana Presiden Russia, Vladimir Putin, pada awal pekan ini memerintahkan pasukannya untuk terus menyerang agar mereka bisa merebut kendali penuh atas Donbas.

Sebagai tanda bahwa Moskwa sedang berusaha mengkonsolidasikan jalur pasokan untuk serbuan berikutnya, Angkatan Bersenjata Ukraina mengatakan bahwa pasukan Russia di Lugansk tengah mengambil tindakan untuk memulihkan infrastruktur transportasi di belakang garis pertempuran.

Sementara itu di barat daya di wilayah Kherson yang diduduki Moskwa, pasukan Russia terlihat sedang mengerahkan helikopter dan berbagai artileri untuk mencoba membendung serangan balik Ukraina.

"Angkatan udara serta gempuran unit-unit misil serta artileri Ukraina terus menyerang depot musuh dan konsentrasi penyerbuan, khususnya di wilayah Kherson," kata Angkatan Bersenjata Ukraina.

Tudingan Penyiksaan

Sementara itu Russia pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya sedang menyelidiki penyiksaan terhadap tentara Russia yang ditahan di Ukraina dan baru-baru ini dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran tahanan dengan Kyiv pada akhir Juni lalu.

Komite Investigasi Russia, yang menyelidiki kejahatan besar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka memverifikasi fakta tentang perlakuan tidak manusiawi terhadap tahanantawanan tentara Russia di Ukraina.

Pekan lalu Moskwa dan Kyiv masing-masing menukar 144 tawanan perang dan pertukaran tawanan itu merupakan yang terbesar sejak dimulainya invasi Russia ke Ukraina.

Menurut pernyataan Komite Russia, salah satu tentara mengatakan petugas medis Ukraina merawatnya tanpa anestesi dan ia dipukuli, disiksa dengan setrum listrik saat ditahan. Tentara itu diduga mengatakan dia dibiarkan tanpa makanan dan air selama berhari-hari.

"Kesaksian tentara Russia yang dibebaskan itu adalah contoh pelanggaran Konvensi Jenewa tentang tawanan perang," kata Komite Russia.AFP/I-1

Baca Juga: