JAKARTA AKARTA AKARTAAKARTA - PT Pertamina (Persero) menduga rencana perubahan skema distribusi dari terbuka ke tertutup menjadi penyebab kelangkaan pasokan lequified petroleum gas (LPG) 3 kilogram (kg). Hal itu membuat masyarakat panik sehingga konsumi produk yang biasa disebut LPG melon tersebut meningkat yang berujung kelangkaan pasokan.

Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero) Muchamad Iskandar menyampaikan skema penyaluran dengan sistem kartu tersebut memang direncanakan dimulai tahun depan sehingga konsumen langsung panik dan meningkatkan pembelian. "Masyarakat pun memperbanyak jumlah pembeliannya hingga dua sampai tiga tabung," ungkapnya di Jakarta, Jumat (8/12).

Selain itu, rencana peluncuran Bright Gas ukuran 3 kg telah menimbulkan persepsi di masyarakat bahwa produk tersebut akan menggantikan LPG 3 kg. Di sisi lain, prediksi Pertamina terkait dengan lonjakan permintaan meleset.

Namun, untuk mengatasi kelangkaan pasokan, Pertamina telah menggelar operasi pasar di berbagai titik. Hingga 4 Desember lalu, sudah ada 590 ribu tabung LPG 3 kg disalurkan ke sejumlah wilayah yang sebelumnya alami kekurangan pasokan.

Meskipun alami kelangkaan, Pertamina membantah tudingan miring bahwa perusaaan mengurangi pasokan LPG melon. Dari Juli 2017-November 2017, rata-rata penyaluran LPG mencapai 20,2-20,3 metrik ton per hari. Pertamina akan menaikkan alokasi LPG menjadi 21 ribu metrik ton per hari, mengingat di bulan ini ada peningkatan permintaan lantaran adanya perayaan Natal dan Tahun Baru.

Berdasarkan data penyaluran harian LPG 3 kg bersubsidi hingga akhir November 2017, realisasi penyaluran mencapai 5,750 juta MT atau 93 persen dari kuota yang ditetapkan pada APBN-P 2017 sebesar 6,199 juta MT. Hingga akhir Desember 2017, penyaluran LPG 3 kg bersubsidi diperkirakan akan melebihi kuota sekitar 1,6 persen di atas kuota APBN-P 2017 tersebut.

Salah Peruntukan

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina. Hingga kini, persediaan LPG masih aman hingga 19-20 hari. "Saya minta masyarakat mampu tidak gunakan LPG subsidi," tegasnya.

Unit Manager Communication & Relations Pertamina Jawa Bagian Barat, Dian Hapsari Firasati meminta agar konsumen yang bukan target pengguna LPG melon untuk tidak menggunakan produk tersebut. "LPG 3 kg ini merupakan barang yang disubsidi pemerintah, khusus untuk masyarakat tidak mampu. Sehingga dalam penyalurannya juga harus dijaga kuota atau jumlahnya," ungkapnya. ers/E-10

Baca Juga: