Laporan Pertahanan Pemerintah Finlandia tahun 2021 menjabarkan prioritas keamanan nasional untuk tahun-tahun mendatang. Laporan ini berkonsentrasi pada tantangan baru termasuk pertahanan dunia maya, serta menjaga kesadaran situasional ruang.

Selain itu, akan ada restrukturisasi internal angkatan bersenjata, unit regional akan dihentikan dan jumlah personel militer akan meningkat 500 pada akhir dekade ini.

Laporan tersebut menyoroti status pertahanan Finlandia yang 'tegang dan tidak terduga' dan perubahan dalam lingkungan operasional.

Dalam konferensi pers, Letnan Jenderal Esa Pulkkinen, Direktur Jenderal Staf Militer Uni Eropa menyatakan bahwa ketegangan telah meningkat di daerah tetangga Finlandia karena persaingan timbal balik dari kekuatan besar, yang pada gilirannya mempengaruhi status negara-negara kecil seperti Finlandia.

Kebangkitan Tiongkok sebagai agen global juga telah mengubah dinamika timbal balik antara kekuatan besar. Menurut laporan pertahanan, pengaruh China pada negara-negara target tidak dapat diabaikan. Rusia, pada gilirannya, baru-baru ini memperkuat kekuatan militernya di perbatasan baratnya.

Laporan tersebut menunjukkan bahwa ancaman aksi militer tidak dapat dikesampingkan, meskipun tidak ada ancaman langsung terhadap keamanan nasional Finlandia.

Panglima Pertahanan Jenderal Timo Kivinen dalam konferensi pers menjelaskan bahwa mekanisme pertahanan modern lebih bergantung pada digitalisasi, informasi, dan pemanfaatan ruang.

Finlandia akan terus memajukan keamanan dan pertahanan siber, sambil melanjutkan kerja sama internasional.

Baca Juga: