JAKARTA - Menjelang persiapan libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru), PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mendorong masyarakat untuk memanfaatkan aplikasi Ferizy dalam memesan tiket ferry secara daring.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin, menyampaikan bahwa dengan menggunakan Ferizy, masyarakat dapat memesan tiket lebih awal dan menghindari antrian panjang di pelabuhan. Ferizy memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memastikan perjalanan lebih praktis, aman, dan nyaman, terutama pada masa liburan saat peningkatan penumpang sering terjadi.
"Dengan adanya Ferizy, kami ingin memastikan masyarakat terlayani dengan baik, tanpa harus berdesakan atau menunggu lama di pelabuhan. Pemesanan tiket ferry bisa dilakukan dengan praktis dari mana saja, sehingga perjalanan Anda lebih nyaman dan aman, khususnya di Cabang Utama Merak-Bakauheni, Ketapang-Gilimanuk, dan juga Ajibata dan Ambarita yang berpotensi ramai pada Nataru mendatang," ujar Shelvy dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/10).
Ia menambahkan salah satu manfaat utama Ferizy adalah kemudahan memesan tiket hingga 60 hari sebelum jadwal keberangkatan. Ini memungkinkan masyarakat untuk merencanakan perjalanan jauh-jauh hari, terutama saat musim liburan yang sering kali penuh sesak.
Dengan begitu, calon penumpang dapat memastikan mendapatkan tiket sekaligus menghindari antrian di pelabuhan.
"Ferizy membantu pengguna jasa mendapatkan tiket dengan mudah dan cepat. Pemesanan tiket ferry melalui aplikasi ini bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga keamanan, karena prosesnya transparan dan bebas dari potensi penipuan," kata Shelvy.
Selain menawarkan kemudahan, Ferizy juga membantu penumpang mengantisipasi kebijakan pembatasan radius yang telah diterapkan sejak Desember 2023. Pada radius tertentu dari pelabuhan, pembelian tiket online sudah tidak dapat dilakukan.
"Kami menyarankan pengguna jasa untuk membeli tiket sejak jauh hari agar tidak terjebak dengan pembatasan radius pembelian di pelabuhan Merak, Bakauheni, Ketapang, dan Gilimanuk, ujar Shelvy ASDP juga terus mengedukasi masyarakat untuk menghindari pembelian tiket melalui calo. Praktik percaloan dapat merugikan penumpang dengan harga yang tidak wajar dan risiko tiket tidak valid saat hendak memasuki pelabuhan.
"Dengan memanfaatkan Ferizy, penumpang dapat membeli tiket secara resmi dan langsung, menghindari calo, dan menikmati perjalanan tanpa gangguan," kata Shelvy.
Sebagai bagian dari upaya melindungi kepentingan umum, ASDP melanjutkan kampanye "Say No to Calo" untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya membeli tiket dari sumber resmi sehingga tidak mengalami kerugian jika mengalami kenaikan atau "dipaksa" oknum calo dengan harga tidak wajar yang sering menyebabkan ketidaknyamanan bagi penumpang karena terjebak dengan harha tiket tidak sah.
"Kami terus mendorong masyarakat untuk memesan tiket langsung melalui Ferizy agar terhindar dari risiko penipuan. Pengguna jasa yang memesan tiket dari platform resmi tentu mendapatkan jaminan keamanan dan kenyamanan yang lebih baik," ujar Shelvy.
Terus Meningkat
Sejak diluncurkan pada 2020, Ferizy telah menjadi bukti konkret transformasi layanan penyeberangan ferry ke arah digitalisasi yang lebih modern. Jumlah pengguna platform ini terus meningkat, dari 438.105 pengguna di tahun pertamanya hingga 2,38 juta pengguna pada Juli 2024.Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap kemudahan, keamanan, dan kepraktisan yang ditawarkan Ferizy.
"Transformasi digital ini adalah bagian dari komitmen kami untuk terus menghadirkan pelayanan yang terbaik dan modern kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kini, Ferizy diterapkan di lebih dari 40 pelabuhan strategis di seluruh Indonesia, memperluas akses dan kemudahan bagi seluruh pengguna jasa ferry," jelas Shelvy.
Sebagai bukti dari upaya peningkatan layanan, ASDP baru-baru ini telah memperluas penerapan e-ticketing di tiga pelabuhan baru di wilayah Surabaya, yakni Pelabuhan Bawean (sejak 8 Oktober), Pelabuhan Paciran (sejak 9 Oktober), dan Pelabuhan Gresik (sejak 11 Oktober). Ini menandakan bahwa ASDP terus bergerak maju dalam digitalisasi sistem penyeberangan.