JAKARTA - Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang peralatan dan perlengkapan medis berteknologi tinggi IRRA, terus berkomitmen menjadi penyedia layanan kesehatan yang andal dan berorientasi pelanggan. Dalam mendukung pencegahan dan pengendalian kanker, IRRA akan memulai pendistribusian Linear Accelerator (Linac) pada bulan Juni 2024 mendatang ke beberapa rumah sakit swasta.

"IRRA pun berencana untuk mengikuti proses pengadaan distribusi Linac ke berbagai daerah yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjangkau lebih banyak pelanggan di seluruh negeri," kata Presiden Direktur PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) Heru Firdausi Syarif, melalui siaran pers Selasa (20/2).

Berdasarkan data Perhimpunan Dokter Hematologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin) pada 2020, jumlah alat radioterapi di Indonesia berupa LINAC hanya terdapat 55 unit dengan fokus penyebaran paling banyak di pulau Jawa dan Sumatera. Semantara itu, hanya terdapat masing-masing satu unit yang tersedia untuk Pulau Kalimantan dan Papua.

Sesuai dengan rencana IRRA untuk melakukan ekspansi pada sejumlah kategori pada tahun ini, termasuk diantaranya adalahdurable productsyang bersifat jangka panjang untuk meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan (sustainable growth), kini IRRA berkesempatan untuk menjadi penyedia dari alat Linac.

"Di samping perluasan portofolio yang dapat berkontribusi dalam menjaga kinerja dan performa positif bagi Perseroan, ini juga menunjukkan komitmen Perseroan dalam mencegah dan mengobati kanker di Indonesia," kata Heru.

Linac adalah alat yang digunakan ketika radioterapi dengan menghasilkan x-ray (sinar x) berenergi tinggi atau elektron untuk membunuh sel kanker. Dilengkapi dengan tujuh pilihan energi, Linac dapat membunuh sel kanker dengan berbagai variasi kedalaman dan ukuran secara eksternal.

"Dengan bantuan komponen Multi-Leaf Collimator (MLC), sinar x yang dibentuk menyerupai jaringan kanker oleh Linac dapat mengurangi efek samping pada jaringan sehat di sekitarnya," terangnya.

IRRA memahami peran krusial dari produk Linac ini dalam pengobatan kanker. Oleh karena itu, dengan mengikuti tender atau pengadaan distribusi Linac dari pemerintah nantinya, pihaknya berharap dapat memberikan kebermanfaatan bagi lebih banyak orang untuk menekan angka kesenjangan perawatan kanker di Indonesia.

Kematian Meningkat

Data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat angka kejadian penyakit kanker di Indonesia mencapai 136 orang per 100.000 penduduk. Angka ini menempati urutan ke-8 di Asia Tenggara dan ke-23 di Asia menurut data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019),

Sementara itu, menurut laporan World Health Organization (2024) berjudul Global Cancer Burden Growing, Amidst Mounting Need for Services, secara global diperkirakan terdapat lebih dari 35 juta kasus kanker baru pada 2050.

Beberapa negara dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang tinggi, termasuk Indonesia, diperkirakan akan mengalami peningkatan terbesar dengan tambahan 4,8 juta kasus dan angka kematian yang meningkat hampir dua kali lipat pada 2050.

"Data tersebut memperlihatkan pentingnya pemerintah hingga pelaku swasta untuk mengatasi tingginya angka kanker yang juga termasuk dalam Non Communicable Disease (NCD)," kata Heru Firdausi.

Ia menerangkan, kanker adalah kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak terkontrol dan berpotensi menyebar ke bagian tubuh lain. Penyebaran (metastasis) sel kanker ini dapat melalui pembuluh darah maupun pembuluh getah bening.

Penyakit kanker merupakan penyakitsilent killerketiga setelah struk dan penyakit jantung. Pengobatan pada kanker tergantung pada jenis dan stadium penyakit, potensi efek samping, serta pilihan dan kesehatan umum dari pasien. Secara umum, pengobatan kanker terbagi menjadi kemoterapi, radioterapi, dan terapi target.

Baca Juga: