Perpres tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) juga mengatur kebijakan sekolah lima hari sebagai pilihan, bukan kewajiban.

jember - Presiden Joko Widodo segera menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk mengganti Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tentang kebijakan sekolah lima hari atau full day school. "Perpres sudah kami godok dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, nanti kalau selesai akan diumumkan," kata Joko Widodo seusai memberikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada siswa di SMP Negeri 7 Kabupaten Jember, Jawa Timur, Minggu (13/8).

Kepala Negara kembali menegaskan bahwa tidak ada keharusan sekolah menerapkan kebijakan lima hari sekolah sehingga sekolah yang sudah melaksanakan kebijakan enam hari sekolah tetap bisa dilanjutkan. "Perlu saya tegaskan berkali- kali, sekolah tidak wajib mempraktikkan sekolah lima hari, namun apabila sudah ada sekolah yang menerapkan full day school bisa dilanjutkan asalkan tidak ada keberatan dari semua pihak," tuturnya.

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, mengatakan Perpres tentang penguatan pendidikan karakter sebentar lagi akan turun yang didalamnya juga mengatur kebijakan sekolah lima hari sebagai pilihan, bukan kewajiban. "Kemungkinan Perpres itu akan turun minggu depan.

Peraturan Mendikbud ditingkatkan menjadi Perpres dengan berbagai macam penyempurnaan, termasuk saran dari berbagai pihak," ujarnya. Ia mengatakan penerapansekolah selama lima hari tersebut merupakan pilihan sehingga sekolah yang menerapkan sekolah enam hari bisa jalan terus, sedangkan sekolah yang sudah menerapkan lima hari juga bisa jalan terus, asalkan tidak mengganggu kegiatan diniyah.

"Di Indonesia tercatat sebanyak 9.000 sekolah yang menjadi percontohan dan hampir di semua daerah memiliki pilot project sekolah yang menerapkan lima hari sekolah," tuturnya. Selama ini, lanjut dia, masyarakat salah paham tentang kebijakan full day school yang mengartikan delapan jam belajar di sekolah, padahal delapan jam itu adalah beban kerja guru.

Serahkan KIP

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi membagikan 1.725 Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada para siswa tingkat SD, SMP, SMK dan SMA, serta warga belajar se- Kabupaten Jember di SMPN 07 Kabupaten Jember, Jawa Timur. Sebanyak 1.725 KIP yang diserahkan dalam acara tersebut adalah untuk siswa SD 500 kartu, siswa SMP 473 kartu, siswa SMA 300 kartu, siswa SMK 300 kartu, kemudian siswa dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM ) sebanyak 152 kartu.

Presiden menjelaskan, besarnya bantuan yang diterima siswa melalui KIP senilai 450 ribu rupiah untuk siswa SD, 750 ribu rupiah untuk siswa SMP, dan satu juta rupiah untuk siswa SMA dan SMK. Dana itu digunakan untuk keperluan pendidikan, seperti membeli tas, buku pelajaran, seragam, sepatu sekolah, dan lainnya.

"Dana itu sudah bisa diambil mulai sekarang. Saya titip ya anak-anak, tolong berhati-hati dengan kartu ini, gunakanlah untuk membeli keperluan sekolah. Bukan untuk membeli pulsa. Jika ketahuan dananya digunakan selain untuk keperluan sekolah maka kartunya akan dicabut," kata Presiden. Jokowi berpesan kepada para siswa agar senantiasa belajar dengan rajin dan tekun serta mempersiapkan diri dengan baik untuk menyongsong masa depan.

Pasalnya, persaingan ke depan akan semakin ketat. Untuk menjadi pemenang, tentu dibutuhkan usaha ekstra dengan diiringi ibadah dan olahraga. "Masa depanmu berada di tanganmu sendiri. Jangan lupa berdoa dan jaga kesehatan dengan berolahraga. Sekali lagi, gunakan dengan benar KIP ini, jika anak-anak disiplin, tahuntahun berikutnya akan kami berikan lagi agar anak-anak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang selanjutnya" ujarnya.

Seusai membagikan KIP secara simbolis, Jokowi juga memberi apresiasi kepada siswa bernama Muhammad Agung Prayogo yang berani unjuk kebolehan memperagakan ilmu beladiri pencak silat. Apresiasi itu ditandai dengan diberikannya sebuah sepeda angin kepada Agung, panggilan siswa tersebut. "Silakan diambil sepedanya Mas Agung. Ini harus kita apresiasi, pencak silat adalah seni beladiri asli Indonesia. Jadi, jika ingin belajar beladiri, belajarlah pencak silat. Beladiri ini akan terus kita gaungkan hingga terkenal di seluruh dunia" puji pemimpin asli Solo itu. SB/E-3

Baca Juga: