JAKARTA - Pernyataan Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Owen Jenkins, di beberapa media yang mengaku sedih atas penarikan tim bulutangkis Indonesia dari turnamen All England beberapa waktu lalu, dinilai hanya basa-basi diplomasi.

"Wajarlah kalau seorang dubes mengeluarkan pernyataan seperti itu," ujar seorang penggemar bulutangkis tanah air yang tinggal di kawasan Slipi, Jakarta Barat, yang enggan disebut namanya. Hal itu diungkapkan ketika dimintai komentar atas pernyataan Jenkins, Rabu (24/3), di Jakarta.

Menurutnya, pernyataan Dubes Inggris malah terasa aneh. Selain BWF, Inggrislah yang bertanggung jawab pembatalan tim Indonesia bermain di All England. "Kan Dubes mewakili Inggris. Artinya, dia yang membatalkan, dia pula yang sedih. Jadi malah terasa aneh," tandas pegawai sebuah bank swasta di bilangan Jl Thamrin, Jakarta tersebut.

Jenkins sendiri mengungkapkan, "Saya sangat sedih atas kejadian yang sangat disayangkan ini, sehingga menyebabkan tim bulu tangkis Indonesia gagal mengikuti turnamen All England."

Sayangkan BWF

Sejumlah pemain juga menyayangkan sikap BWF yang dinilai tidak melindungi pemain. "BWF seharusnya menjalankan peran sebagai pelindung para atlet. Pertanggungjawabannya itu gini. Kami sebagai orang yang pergi ke Inggris dan NHS sebagai otoritas kesehatan, punya aturan. Okelah kami memang harus taati. Akan tetapi, BWF sebagai pelindung tidak melihat atlet sebagai asetnya. BWF harus bisa lebih bertanggung jawab dalam menangani respons awal. Misalnya langsung mengeluarkan kami dari hall," kata Greysia Polii dalam konferensi pers kemarin.

Pemain ganda putri tersebut juga menyesalkan BWF tidak berbicara lebih dulu. Mereka memutuskan sendiri, tanpa berbicara dulu dengan tim Indonesia.

Sebagaimana banyak diberitakan, Tim Indonesia juga tidak puas permohonan maaf Federasi Bulu Tangkis Dunia itu. Pemain ganda putra Marcus Fernaldi Gideon menekankan, BWF tak cukup hanya minta maaf. "Harus ada pertanggungjawaban yang lebih konkret. Tidak sesederhana minta maaf," katanya. wid/G-1

Baca Juga: