HONG KONG - Restoran apung Jumbo yang pernah menjadi atraksi turis paling terkenal di Hong Kong tenggelam di Laut Tiongkok Selatan setelah ditarik dari kota, kata perusahaan induk pada Senin (20/6). Di akhir masanya, restoran ini mengalami kesulitan keuangan. The Straits Times melaporkan, Selasa (21/6).

Restoran apung Jumbo terbalik pada Minggu di dekat kepulauan Parasel dan mulai kemasukan air, kata Aberdeen Restaurant Enterprises dalam sebuah pernyataan.

"Kedalaman air di lokasi lebih dari 1.000 meter, membuatnya semakin sulit untuk diselamatkan," katanya.

Perusahaan mengatakan sangat sedih dengan kecelakaan ini, namun tak ada kru restoran yang terluka. Para teknisi dibayar untuk menginspeksi restoran apung dan memasang pagar papan pada perahu sebelum berjalan, semua izin yang relevan sudah diperoleh.

Restoran apung Jumbo tutup pada Maret 2020. Pandemi Covid-19 menjadi sedotan terakhir setelah hampir sepuluh tahun mengalami kesulitan keuangan.

Operator Melco International Development bulan lalu mengatakan, bisnisnya tidak menguntungkan sejak 2013. Kerugian kumulatif semakin besar mencapai 100 juta dolar Hong Kong (17,7 juta dolar AS).

Setiap tahun biaya pemeliharaannya mencapai jutaan dolar. Sekitar selusin bisnis dan organisasinya menurun. Melco merelakan restoran ini untuk diambilalih tanpa biaya alias gratis.

Melco mengumumkan, sebelum surat izinnya kedaluwarsa pada Juni, Jumbo akan meninggalkan Hong Kong dan menunggu operator baru di lokasi yang dirahasiakan.

Dibuka pada 1976 oleh si raja kasino mendiang Stanley Ho. Pembangunannya dikabarkan menelan biaya lebih dari 30 juta dolar Hong Kong.

Dirancang seperti istana kekaisaran Tiongkok dan sempat menjadi landmark yang wajib dikunjungi, restoran ini menjadi daya tarik pengunjung dari Ratu Elizabeth II hingga Tom Cruise.

Restoran ini juga menjadi lokasi syuting beberapa film termasuk film "Contagion" besutan sutradara Steven Soderbergh yang mengisahkan tentang pandemi global yang mematikan.

Kepergian Restoran apung Jumbo dari Hong Kong membawa penyesalan dan nostalgia bagi banyak warga kota.

Komentar-komentar di media online menggambarkan, istana apung berlayar mengarungi samudera kelabu menuju cakrawala.

Hong Kong telah mengalami pembatasan pandemi yang ketat yang menempatkannya pada status berisiko. Sementara hukum keamanan nasional yang ditegakkan Beijing telah mengekang kebebasan pendapat warga Hong Kong.

Baca Juga: