Ketersediaan infrastruktur yang baik diyakini dapat berdampak secara tidak langsung terhadap peningkatan produktivitas sektor pertanian.

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan kendala ekstensifikasi lahan pertanian dipengaruhi curah hujan tinggi serta belum terpenuhinya irigasi dan drainase. Kondisi tersebut berdampak pada jalannya pembuangan air.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan food estate atau lumbung pangan di Kalimantan Tengan terkendala masalah irigasi. Ada 16 ribu lahan pada 2021 yang harus diperbaiki. "Kalau yang 30 ribu pada 2020 kan sudah oke. Semua tergantung pada irigasi. Jadi sekali lagi yang eksentifikasi di Blok A Dadahup harus kita kerjakan segera," tegas Mentan di Jakarta, Selasa (22/3).

Mentan menambahkan produksi padi memang menjadi program prioritas selama dua tahun ini. Terbukti, meski Indonesia menerjang badai pandemi yang sangat dahsyat, sektor pertanian tetap tumbuh dengan baik.

"Dalam dua tahun ini kami konsentrasikan kerja kami pada ketahanan pangan, khususnya padi," tegas Mentan.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan dalam Rapat Koordinasi Food Estate Kalimantan Tengah di Kantor Kementan, akhir pekan lalu, meminta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) segera membantu proseerss produksi yang dilakukan jajaran Kementerian Pertanian pada lahan food estate di Kalimantan Tengah. Ada sekitar 16.643 ha dari total 60,778 ha lahan belum teririgasi dengan baik.

"Kalau kita bisa bikin yang 60 ribu itu dan kemudian hasilnya bisa 6 ton, wah ini baik sekali untuk rakyat. Ini kan juga legacy buat kita bahwa selama ini kita kerja, lho. Yang penting jalan. Karena itu hari ini kita pastikan yang 16 ribu itu jadi. Makanya PUPR bantu Kementan, segera bangun irigasinya agar petani bisa menanam," ujar Luhut.

Menko mengatakan ketersediaan infrastruktur yang baik maka secara tidak langsung akan berdampak baik pada peningkatan produksi. Misalnya dari yang tadinya hanya tiga ton bisa bertambah menjadi empat ton, lalu bertambah lagi jadi lima ton bahkan meningkat jadi tujuh ton. "Kalau sudah ada infrastruktur dan irigasi, kita tinggal berupaya meningkatkan produktivitasnya saja. Misalnya dari tiga ton bertambah jadi empat ton, dan kemudian lima ton dan seterusnya," katanya.

Rehabilitasi Irigasi

Dalam kesempatan terpisah, Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan untuk menjamin ketahanan air dan pangan, pada periode 2015-2024, pemerintah berkomitmen membangun 61 bendungan untuk mencapai ketahanan inklusif pada perhubungan air, pangan, dan energi. Sampai saat ini sebanyak 29 bendungan selesai dibangun.

Penyelesaian 61 bendungan akan meningkatkan air untuk sistem irigasi dari 11 menjadi 20 persen. Dengan pasokan air yang terus-menerus dari bendungan, intensitas tanam dapat ditingkatkan dari dua kali setahun atau tiga kali per dua tahun.

Sementara pada pembangunan area irigasi, Indonesia telah menyelesaikan seluas satu juta hektare dan rehabilitasi tiga juta hektare pada periode 2015-2019. Pada 2020-2024, pemerintah berkomitmen membangun 500 ribu hektare area irigasi dan merehabilitasi dua juta hektare jaringan irigasi, seperti food estate di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan tempat lainnya.

Baca Juga: