ChatGPT versi Jepang bukan hanya dikembangkan oleh NEC, Fujitsu, dan SoftBank. Perusahaan lain sudah mengkomersilkan, atau berencana mengkomersialkan, teknologi LLM mereka sendiri. Pembuat superkomputer NEC bahkan mulai menggunakan AI generatifnya berdasarkan bahasa Jepang pada bulan Mei.

ChatGPT versi Jepang bukan hanya dikembangkan oleh NEC, Fujitsu, dan SoftBank. Perusahaan lain sudah mengkomersilkan, atau berencana mengkomersialkan, teknologi LLM mereka sendiri. Pembuat superkomputer NEC bahkan mulai menggunakan AI generatifnya berdasarkan bahasa Jepang pada bulan Mei.

NEC mengklaim bahwa hal itu mengurangi waktu yang diperlukan untuk membuat laporan internal sebesar 50 persen dan kode sumber perangkat lunak internal sebesar 80 persen. Pada bulan Juli, perusahaan ini mulai menawarkan layanan AI generatif yang dapat disesuaikan kepada pelanggan.

Peneliti utama senior di NEC Data Science Laboratories, Masafumi Oyamada, mengatakan bahwa teknologi ini dapat digunakan di berbagai industri, seperti keuangan, transportasi dan logistik, distribusi dan manufaktur. Dia menambahkan bahwa para peneliti dapat menerapkannya untuk menulis kode, membantu menulis dan mengedit makalah, mensurvei makalah yang sudah diterbitkan, dan tugas-tugas lainnya.

Sementara itu, perusahaan telekomunikasi Jepang SoftBank menginvestasikan sekitar 20 miliar yen pada AI generatif yang dilatih dalam teks Jepang dan berencana meluncurkan LLM-nya sendiri tahun depan. Softbank, yang memiliki 40 juta pelanggan dan bermitra dengan investor OpenAI Microsoft, mengatakan pihaknya bertujuan membantu perusahaan mendigitalkan bisnis mereka dan meningkatkan produktivitas.

SoftBank sendiri berharap LLM-nya dapat dimanfaatkan oleh universitas, lembaga penelitian, dan organisasi lainnya.

Sementara itu, para peneliti Jepang berharap bahwa chatbot AI buatan Jepang yang tepat, efektif, dan buatan Jepang dapat membantu mempercepat ilmu pengetahuan dan menjembatani kesenjangan antara Jepang dan negara-negara lain di dunia.

"Jika ChatGPT versi Jepang dapat dibuat akurat, diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih baik bagi orang-orang yang ingin belajar bahasa Jepang atau melakukan penelitian tentang Jepang," kata Shotaro Kinoshita, peneliti teknologi medis di Fakultas Kedokteran Universitas Keio di Tokyo. "Sebagai hasilnya, mungkin ada dampak positif pada penelitian bersama internasional," imbuh dia. hay/I-1

Baca Juga: