JAKARTA - Situs Manusia Purba Sangiran harus lebih banyak dikenal masyarakat. Situs yang berlokasi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tersebut sudah ditetapkan sebagai salah satu warisan dunia oleh UNESCO sejak tahun 1996. Demikian disampaikan Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, dalam konferensi pers SangiRun Night Trail 2021, di Jakarta, Kamis (28/10).

"Penting diingat tahun ini kita memeringati 25 tahun situs manusia purba Sangiran oleh UNESCO," ujarnya. Untuk itu, kementerian menggelar kegiatan lomba lari bertajuk SangiRun Night Trail 2021. Hilmar mengatakan, kegiatan tersebut mempertemukan aktivitas olahraga, kebudayaan, dan teknologi. Kegiatan ini untuk memperlihatkan kemampuan manusia beradaptasi terhadap lingkungan yang masih relevan dengan masa kini.

"Narasi yang dibangun melalui event ini bahwa masyarakat masa lampau, manusia purba, pernah hidup di Sangiran. Pada waktu itu sebagian besar kegiatan mereka dilakukan dengan pelibatan aspek fisik," jelasnya. Hilmar menambahkan, kegiatan tersebut bukan hanya lomba lari. Sebab akan ada dampak masyarakat sekitar untuk pembelian home made industry.

Selain itu akan ada bantuan untuk penduduk lansia di sekitar sangiran. "Kita ingin betul-betul menggunakan kesempatan ini secara aktif mempromosikan situs manusia purba kepada khalayak lebih luas," tandasnya.

Sementara itu, Ketua Panitia SangiRun Night Trail 2021, Andre Donas, menilai, Situs Manusia Purba Sangiran kurang dikenal. Menurutnya, pengetahuan tentang situs tersebut terbatas pada buku-buku pelajaran.

Padahal, situs ini sama pentingnya dengan situs-situs lain yang ditetapkan Unesco. Sebanyak 25 persen temuan fosil dunia ada di situs tersebut.

"Setelah 25 tahun ditetapkan sebagai situs, tidak banyak orang tahu. Mungkin hanya teman-teman arkeolog yang mengenal lebih dalam," katanya. Andre berharap, SangiRun Night Trail 2021 dapat memperkenalkan situs ke masyarakat luas.

Baca Juga: