JAKARTA - Diperlukan adanya transformasi di sektor kesehatan untuk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Masyarakat yang sehat dan produktif menjadi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi kesejahteraan sosial yang lebih merata.

"Transformasi sektor kesehatan sendiri menjadi pilar utama dalam mendukung pencapaian visi tersebut," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam sambutannya secara virtual pada acara HSBC Investment Forum 2024, di Jakarta, Kamis (6/6).

Airlangga pada acara yang bertema Empowering Indonesia's 2045 Golden Vision within Helthcare Transformation ini mengatakan transformasi di sektor kesehatan juga menjadi kunci agar dapat mencapai visi Indonesia Emas 2045.

Seperti dikutip dari Antara, Airlangga menjelaskan Indonesia Sehat merupakan salah satu target dalam transformasi sosial menuju Indonesia Emas 2045.

Melalui program itu, pemerintah berfokus pada pembangunan sistem kesehatan yang kuat dan responsif untuk memastikan masyarakat hidup sehat dan panjang umur, dengan target stunting di bawah 5 persen serta eliminasi tuberculosis (TBC) dan kusta.

"Strategi utamanya meliputi penguatan tenaga medis, pengembangan layanan kesehatan hingga ke desa, peningkatan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit, serta pengendalian konsumsi produk berbahaya bagi kesehatan masyarakat," ujar Airlangga.

Lebih Efisien

Berbagai perkembangan yang signifikan pada industri layanan kesehatan Indonesia turut mendukung layanan yang lebih efisien dan terjangkau. Peningkatan adopsi teknologi dalam layanan kesehatan, seperti telemedicine, big data, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosis dan perawatan.

Perkembangan ini diikuti dengan upaya pemerintah dalam dalam meningkatkan kualitas tenaga kesehatan melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Pemerintah terus memberikan dukungan melalui anggaran kesehatan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 186,4 triliun rupiah, naik 8,1 persen dari tahun sebelumnya.

Kebijakan ini mencakup inisiatif untuk mendorong industri farmasi, meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, serta mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Selain itu, ada fokus pada transformasi sistem kesehatan dan pencegahan tengkes (stunting) yang menunjukkan komitmen berkelanjutan pemerintah dalam memperkuat sektor kesehatan nasional.

"Pemerintah juga terus memberikan dukungan melalui insentif fiskal untuk mendorong investasi industri pionir dan strategis, termasuk industri farmasi dan alat kesehatan. Di antara dukungannya adalah Tax Holiday, Super Tax Deduction untuk penelitian dan pengembangan hingga 300 persen serta Super Tax Deduction Vokasi hingga 200 persen," kata Airlangga.

Pelaksanaan program-program transformasi sektor kesehatan harus didukung oleh para pemangku kepentingan (stakeholders) untuk mencapai tujuan besar Indonesia Emas 2045, sehingga kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat menjadi sangat penting.

"Kami mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dan berinovasi menciptakan sistem kesehatan yang inklusif, efisien, dan berkelanjutan. Semoga juga acara hari ini dapat menjadi navigasi dan pedoman arah yang baik bagi kita semua dalam mendukung transformasi dan kemajuan sektor kesehatan di Indonesia," kata Airlangga.

Baca Juga: