Pemerintah telah memperbolehkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah pada Januari 2021. Hal tersebut tertera dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri terkait Panduan Pembelajaran Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021.
Dalam SKB tersebut, pemberian izin menjadi kuasa pemerintah daerah (pemda) dengan mempertimbangkan persyaratan dan persebaran kasus Covid-19 di wilayahnya masing-masing.
Meski begitu, bulan Desember-Januari nanti akan berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19 mengingat libur akhir semester, Natal, dan Tahun Baru. Akan ada potensi mobilitas tinggi dari masyarakat untuk berwisata. Kondisi tersebut dapat menghambat proses pembukaan sekolah serta mengancam keselamatan siswa.
Untuk mengupas pembukaan sekolah pada Januari 2020, terkait dengan liburan panjang akhir tahun itu, Koran Jakarta mewawancarai Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim. Berikut petikan wawancaranya.
Pandangan Anda terkait masa pembukaan sekolah yang semakin dekat dan diawali dengan liburan panjang akhir tahun?
Para guru dan orang tua siswa jangan dulu berniat melakukan liburan akhir semester pascapelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS) Ganjil siswa. Sebagaimana diketahui, akhir November sampai Desember ini para siswa sedang mengikuti PAS Semester Ganjil, lalu diikuti Terima Rapor Semester siswa, dan kemudian libur semester.
Kami dari Perhimpunan Guru, betul-betul memohon kepada para guru dan orang tua siswa untuk menunda rencana libur akhir semester atau akhir tahun. Sebab pandemi masih tinggi, apalagi ke depan ada momen libur pilkada, Natal, dan Tahun Baru.
Para guru dan orang tua siswa jangan egois, untuk berlibur mengisi waktu. Sebab klaster sekolah sudah mulai bermunculan, apalagi nanti akan ada rencana PTM bulan Januari 2021.
Langkah apa yang perlu dilakukan pemerintah mengantisipasi mobilitas guru dan orang tua itu?
P2G mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) bersama Pemda membuat Surat Imbauan kepada sekolah-sekolah. Dengan begitu, para guru dan orang tua siswa tidak melakukan kegiatan liburan setelah terima rapor siswa.
Catatan P2G, berapa jumlah kasus yang terjadi di sekolah?
Dalam catatan data yang dihimpun Perhimpunan Guru selama dua pekan terakhir, sejak 22 November-6 Desember 2020, terdapat 12 kasus terbaru siswa/mahasiswa dan guru positif Covid-19. 8 dari siswa dan empat dari guru.
Fakta-fakta terkini menunjukkan makin meningkatnya angka kasus Covid-19 di Tanah Air, lebih khusus lagi pada kelompok siswa dan guru yang tertular Covid-19. Kami dari Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) atau dikenal dengan Perhimpunan Guru, sangat berempati kepada kawan-kawan guru dan para siswa yang tertular positif Covid, dirawat di rumah sakit bahkan meninggal dunia.
Persiapan apa yang perlu untuk memastikan pembukaan sekolah agar tidak menjadi klaster?
P2G mendesak para kepala daerah di tempat sekolah tersebut untuk melakukan tes swab massal kepada guru, tenaga kependidikan, dan siswa. Merujuk pada survei P2G terbaru, dengan responden guru yang tersebar dari 100 kota/kab di 29 provinsi, sebanyak 66 persen guru setuju untuk dilakukan tes swab sebelum PTM dilakukan. Semua biaya tes swab tersebut harus ditanggung oleh pemda setempat, bukan oleh guru/sekolah.
Selain tes swab, kesiapan apa lagi yang diperlukan?
Tak kalah penting adalah terkait syarat mutlak. Ada Lima Siap, yaitu Siap Pemdanya, Siap Kekolah dan Gurunya, Siap Sarana-prasarananya, Siap Orang Tuanya, dan Siap Siswanya. Semua komponen tersebut harus dipenuhi tanpa kecuali, bersifat menyeluruh satu sampai lima, bukan opsional.
Jika sekolah memang belum siap dengan semua 5 Siap itu, maka pilihan untuk menunda PTM adalah yang terbaik. Jangan bertindak gegabah untuk membuka PTM Januari 2021. Jika tidak, guru dan siswa akan terus menjadi korban Covid-19. n muhamad ma'rup