JAKARTA - Pemerintah diimbau membuat perubahan melalui regulasi yang bisa membuat petani lebih untung. Hal itu penting untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke sektor produktif di luar pangan seperti perumahan dan industri karena petani terus merugi.

Alih fungsi lahan itu sudah terlihat pada penurunan produksi dalam enam tahun terakhir rata-rata 0,42 persen per tahun. Pertumbuhan produksi padi sendiri dalam 18 tahun terakhir hanya 0,78 persen per tahun atau jauh dari rata-rata pertumbuhan penduduk yang mencapai 1,3-1,4 persen.

Pengamat Ekonomi, Nailul Huda, mengatakan pengukuran Nilai Tukar Petani (NTP) sebenarnya masih debatable karena tidak ada parameter lainnya untuk menggambarkan kesejahteraan petani.

"NTP 100,09 itu kurang ideal, karena margin yang diterima petani sangat tipis," kata Nailul.

Badan Pusat Statistik mencatat NTP pada Juli 2020 tercatat 100,09 atau naik tipis dari Juni 2020 yang tercatat 99,6.

Menurut Nailul, margin perdagangan yang diterima petani jauh lebih kecil dibandingkan yang didapat pedagang (pengepul, besar, eceran). Akibatnya, keuntungan petani dari satu satuan produksi sangat kecil.

"Pemerintah dan swasta seharusnya menghadirkan pola distribusi baru yang menguntungkan bagi petani dengan menggandeng perusahaan teknologi," katanya.

Sementara itu, Peneliti Tanaman Pangan dari Institute Pertanian Bogor (IPB), Dikky Indrawan, menyatakan pergerakan indeks harga dalam dua bulan terakhir mengalami perkembangan yang berbeda pada setiap subsektornya. Pergerakan itu sangat dipengaruhi kondisi perilaku masyarakat dalam menyikapi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dan juga Idul Adha.

Saat ini, beberapa subsektor meningkat seperti subsektor tanaman perkebunan rakyat, peternakan, dan perikanan. Namun, menurun pada subsektor tanaman pangan dan hortikultura.

Kondisi itu mengindikasikan masyarakat pada masa PSBB transisi cenderung mengubah pola konsumsi, namun masih dalam konteks relatif, dan sifatnya sementara.

Jaminan Untung

Pakar ekonomi dari Universitas Surabaya (Ubaya), Bambang Budiarto, mengatakan pemerintah harus membuat iklim pertanian kondusif termasuk membuat petani merasa dibutuhkan agar petani dan generasi muda bertahan serta tertarik menekuni sektor pangan tersebut.

"Salah satu langkah yang penting adalah memberi jaminan agar petani merasa untung dalam menjalankan kegiatannya," kata Bambang.

Di tataran kebijakan, penting menyalurkan stimulus seperti jaminan harga jual yang kompetitif dari Bulog, demikian juga dengan harga benih dan pupuk yang terjangkau.

"Jangan masalah klasik di petani yakni pada saat musim tanam harga pupuk tinggi, tapi saat panen harga komoditas jatuh tidak diatasi. n ers/SB/E-9

Baca Juga: