BEIJING - Menteri Perdagangan Tiongkok, Wang Wentao, menegaskan Tiongkok terbuka terhadap dialog guna menyelesaikan perselisihan perdagangan dengan Uni Eropa (UE), dan akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela kepentingan sah perusahaan-perusahaan negara tersebut.

Wang menyampaikan hal tersebut dalam sebuah pertemuan dengan perusahaan-perusahaan yang didanai oleh Tiongkok di Barcelona, Spanyol, pada Sabtu (1/6) waktu setempat.

Pernyataannya itu muncul sebagai respons atas penyelidikan intensif UE baru-baru ini terhadap produk-produk Tiongkok, termasuk kendaraan listrik, lokomotif kereta, serta peralatan yang digunakan untuk fotovoltaik, pembangkit listrik tenaga bayu, inspeksi keamanan, dan perawatan kesehatan.

Penyelidikan semacam ini dilakukan dengan berbagai dalih seperti kelebihan kapasitas (overcapacity) dan persaingan tidak sehat di Tiongkok. Penyelidikan ini melibatkan penggunaan secara diskriminatif instrumen perlindungan perdagangan (trade remedy), instrumen pengadaan internasional, serta peraturan subsidi asing.

"Langkah-langkah ini justru meningkatkan risiko memperuncing perselisihan perdagangan antara Tiongkok-UE," kata Wang.

Hindari Perang Dagang

Para pemimpin Prancis, Jerman, dan UE sebelumnya telah berulang kali berjanji untuk menghindari perang dagang, menyatakan dukungan mereka terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dan lingkungan persaingan yang adil.

Kekhawatiran yang sah dari pihak Tiongkok maupun UE harus segera diatasi guna mencegah eskalasi lebih lanjut perselisihan perdagangan, kata Wang, seraya menegaskan Tiongkok akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepent i ngan pe r usahaan-perusahaannya jika UE gagal memenuhi janjinya dan tetap melanjutkan penindasan terhadap perusahaan Tiongkok.

Dalam pertemuan tersebut, menteri perdagangan itu juga menyerukan peningkatan upaya untuk memfasilitasi investasi dan perdagangan antara Tiongkok dan Spanyol.

Pertemuan ini dihadiri oleh para perwakilan dari perusahaan-perusahaan Tiongkok yang terlibat dalam bidang keuangan, manufaktur, energi hijau, dan transportasi di Spanyol, serta para anggota Kamar Dagang Tiongkok untuk Uni Eropa.

Sebelumnya, Juru Bicara Kem e n t e r i a n Perdagangan Tiongkok, He Yadong, men y a t a k a n secara tegas menolak segala bentuk unilateralisme dan proteksionisme perdagangan.

He mengatakan retorika kelebihan kapasitas dan tudingan terhadap apa yang disebut sebagai kebijakan dan praktik nonpasar Tiongkok oleh beberapa negara adalah contoh tipikal dari standar ganda, yang pada dasarnya merupakan unilateralisme dan proteksionisme dan pasti akan melemahkan persaingan yang sehat dan mengganggu tatanan ekonomi internasional.

Dia menyebutkan kebijakan subsidi Tiongkok sesuai dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization (WTO) dan tidak ada subsidi yang dilarang menurut peraturan yang ditetapkan oleh WTO.

Menurut He, produk-produk Tiongkok memiliki nilai yang ekonomis dan kompetitif, serta mencapai keunggulan pasar yang kompetitif melalui persaingan pasar penuh, alih-alih mengandalkan subsidi pemerintah.

Tiongkok, tambah dia, terus berupaya menciptakan sebuah pasar terbuka dengan persaingan yang sehat, dan perusahaan-perusahaan terkemuka di bidang industri energi baru, ekonomi platform, dan elektronik konsumen sebagian besar merupakan perusahaan swasta.

Dia menambahkan, pada 2023, perusahaan-perusahaan yang didanai asing menyumbang 30 persen dari impor dan ekspor Tiongkok. Tiongkok selalu berpegang pada prinsip persaingan yang benar-benar adil dan berupaya menciptakan sistem pasar berstandar tinggi, memupuk lingkungan bisnis utama yang berorientasi pasar, berdasarkan aturan, dan diakui secara internasional, sembari terus mendorong inovasi teknologi dan kemajuan industri demi mencapai kemajuan dan pembangunan bersama.

Baca Juga: