YOGYAKARTA - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta ke depan bisa bekerja sama dan bersinergi dalam mencetuskan program-program aktual. Dengan sinergi ini bisa diwujudkan upaya dalam memperkuat dan membumikannilai-nilai Pancasila.

"Dengan adanya kerja sama dan sinergi ini bisa membumikan nilai-nilai Pancasila, khususnya melalui kearifan lokal," kata Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Antonius Benny Susetyo, usai acara pelantikan dan serah terima jabatan Ketua dan Sekretaris Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara (PSPBN), di Yogyakarta, Senin (7/9).

Moh Tantowi secara resmi dilantik menjadi Ketua dan Fahruddin Faiz sebagai Sekretris PSPBN UIN Sunan Kalijagaperiode tahun 2020-2024. Pengambilan sumpah jabatan ini dipimpin Kepala BPIP, Yudian Wahyudi.

Lebih jauh Benny dalam siaran persnya menjelaskan dalam sejarahnya Pancasila adalah titik temu peradaban dan berasal dari kearifan lokal. Bagaimana semua pihak bisa membuat Pancasila ini sebagai tata dunia baru.

Selain itu, Benny menambahkan Pancasila digali dari semua agama dan tradisi. Mengembalikan Pancasila sebagai gugus insting dalam berbangsa. Pancasila dibangun dari kesadaran dan keadilan. Pancasila harus menjadi arah kehidupan bangsa Indonesia.

Lebih Bersinergi

Acara ini juga dihadiri Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Al Makin. Menurut Al Makin, Yogyakarta adalah salah satu pusatnya kepercayaan di Indonesia karena lebih dari 1.000 kepercayaan ada di dalamnya. Ke depannya UIN Sunan Kalijaga dan BPIP dapat lebih bersinergi khususnya dalam membumikan Pancasila.

"Diharapkan UIN Sunan Kalijaga dan BPIP, dapat lebih bekerja sama dan bersinergi dalam membumikan Pancasila dengan program-program ke depannya melalui Pusat Studi Pancasila," ujar Al Makin.

Dalam sambutannya, Al Makin menyampaikan di UIN Sunan Kalijaga akan dibangun lebih besar lagi Pusat Studi Pancasila. Dengan adanya ketua dan sekretaris baru PSPBN dapat segera membuat program baru, khususnya dalam mengatasi krisis identitas.

"Saat ini krisis identitas harus menjadi fokus, khususnya di Indonesia. Banyak di Indonesia, yang beberapa orang mempertanyakan Pancasila. Tapi tidak berhasil," jelasnya.

Pendekatan yang harus dilakukan adalah reasoning kepada masyarakat dalam menerima dan memperkuat Pancasila. "Kita semua mempunyai tanggung jawab menjaga Pancasila. Khususnya di universitas tugas kita membuat reasoning ini untuk masyarakat," tambahnya.

Kepala BPIP, Yudian Wahyudi mengatakan kemerdekaan Indonesia sangat luar biasa karena mampu menyatukan semua golongan dan perbedaan . "Dengan kemerdekaan kita memiliki segalanya. Menjadi titik temu dari peradaban. Uniknya dalam segi kekuasaan yang mampu mempersatukan seluruh yang ada di Indonesia," jelas Yudian. n mar/N-3

Baca Juga: