BADUNG - PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF) menyepakati kerja sama bisnis dengan Sanad, perusahaan asal Uni Emirat Arab yang telah menjadi unggulan dalam layanan industri global. Kerja sama itu untuk memperkuat layanan perawatan mesin pesawat dan Industrial Gas Turbine Engine (IGTE) dengan kualitas dan teknologi tinggi di Indonesia.

Direktur Utama GMF, Andi Fahrurrozi mengatakan strategi bisnis GMF untuk menjangkau pasar IGTE sebagai upaya pemulihan berkelanjutan akan semakin gencar dilakukan dengan berjalan berdampingan bersama Sanad.

Sanad adalah pemain kunci dalam memberikan layanan industri global. GMF percaya banyak potensi yang akan bisa dieksplor bersama untuk saling meningkatkan kapabilitas dan cakupan.

"Engine Shop yang dimiliki GMF saat ini memiliki kapabilitas untuk merawat engine pesawat dengan tipe paling banyak digunakan di seluruh dunia, sehingga dengan tambahan sokongan dari Sanad, diharapkan layanan maksimal dapat diberikan," kata Andi di Bali, Selasa (15/11).

Terkait perawatan mesin pesawat, Andi menyampaikan fasilitas perawatan mesin pesawat yang GMF miliki saat ini siap dikembangkan bersama Sanad. Dia optimistis volume permintaan akan meningkat setelah kedua perusahaan berkolaborasi.

Dia menambahkan kerja sama ini juga bentuk penguatan kapabilitas masing-masing perusahaan dan penggabungan keunggulan. Sanad dan GMF masing-masing menunjukkan dominasi masing-masing kawasan.

Menurutnya, kemitraan ini adalah representasi kerja sama global yang unik dan potensial.

Pada kesempatan sama, CEO Sanad, Mansoor Janahi menyampaikan kerja sama ini adalah langkah Sanad untuk terus mengikuti perkembangan pasar global. Pihaknya juga percaya kolaborasi dengan GMF ini dapat menjadi langkah akselerasi atas strategi ekspansi internasional Sanad, salah satunya untuk menyediakan layanan perawatan mesin pesawat dengan kualitas premium melalui jaringan global yang kuat dari pusat MRO kelas dunia.

"Kerja sama ini juga akan berkontribusi pada Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif UEA-Indonesia yang bertujuan untuk memperluas perdagangan bilateral tahunan kedua negara dari 3 miliar dollar AS pada 2021 hingga mencapai 10 miliar dollar AS pada 2026," tutupnya.

Baca Juga: