JAKARTA - Para perayaan ulang tahun ke-6 platform belanja sembako Titipku memperkuat misi dalam membangun ekosistem digital untuk pasar tradisional. Dengan tiga aplikasi, perusahaan ini tengah mengembangkan model bisnis business-to-business-to-consumer (B2B2C).

"Mempersiapkan ekosistem digital perlu diawali dengan menciptakan wadah atau aplikasinya. Saat ini Titipku memiliki tiga aplikasi," ungkap Chief Executive Officer Titipku, Henri Suhardja dalam konferensi pers Jumat (14/10).

Tiga aplikasi dimiliki Titipku adalah aplikasi untuk pembeli yaitu Titipku, aplikasi untuk pedagang pasar Titipku Lapak, dan aplikasi untuk para pembelanja (personal shopper) yang disebut Jatiper. Aplikasi-aplikasi ini berperan untuk mengantarkan produk ke pasar menuju konsumen akhir pelanggan akhir (end customer).

"Dengan adanya aplikasi ini, para pedagang pasar tidak perlu lagi menunggu pembeli yang datang langsung ke lapak, melainkan bisa melakukan transaksi dari jauh. Dengan masuk ke platform digital juga, ada kemungkinan pedagang ini lebih dikenal oleh banyak calon pelanggan baru," tambah Henri.

Ekosistem digital yang ingin dibangun Titipku ini juga membuatnya berkomitmen pada model bisnis B2B2C. Hal ini karena tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan rumah para pelanggan lewat sistem belanja dari rumah, melainkan juga dapat memenuhi kebutuhan para pedagang, baik kebutuhan terkait pasokan barang dagangan maupun kebutuhan terkait modal usaha.

Henri menceritakan, bahwa awal bisnis Titipku dimulai dari layanan business to customer (B2C). Model bisnis ini mencapai hasil yang signifikan dalam waktu singkat hadir di 150 pasar dan 10.000 pedagang di wilayah Jabodetabek.

Berkembang Cepat

Selama kurang lebih 2 tahun juga Titipku kata Henri sudah bisa mendapatkan sekitar 50.000 loyal customer. Titipku telah menunjukkan keberhasilan menjadi perusahaan online grocery yang berkelanjutan. Bahkan dari model bisnis B2B2C yang baru diterapkan telah menghasilkan keuntungan.

Dengan adanya banyak partner pedagang pasar ini, Titipku kemudian mensurvei para pedagang. Rupanya para pedagang ini membutuhkan dua lini bantuan. Pertama adalah bantuan soal pasokan atau stock barang dagangan mereka dan kedua, adalah bantuan modal usaha mereka.

"Dari informasi tersebut, saya melihat bahwa dalam rangka menciptakan ekosistem digital yang baik untuk pedagang pasar, layanan yang diberikan haruslah end-to-end, dari hulu ke hilir. Kita tidak hanya saja membantu di sisi hilir terkait transaksi ke pelanggan jika di hulunya, pasokan barang dagangan macet," kata dia.

Akhirnya Titipku melebarkan sayap usaha untuk membantu menyediakan pasokan barang dagangan dan modal usaha para pedagang pasar. Pelaksanaan model bisnis B2B ini dijalankan tepat sebulan sebelum ulang tahun ke-6 Titipku.

Skema Bisnis

Untuk skema pasokan barang dagangan, Titipku menjual supply product ke pedagang pasar. Sales Titipku akan menawarkan produk ke pedagang-pedagang pasar yg kita sasar. Ketika ada pedagang yang memesan, Titipku akan mengantarkan produk pesanannya sesuai kesepakatan jam pengiriman. Sampai saat ini, barang yang dipasok pasok adalah berbagai macam produk sayuran.

Biaya ongkir sayuran untuk program B2B ini tidak ada. Biaya pengantaran ini bisa ditekan karena pengantaran dilakukan secara serentak. Misal ada 10 pedagang di satu pasar pesan lewat Titipku, selanjut barang akan diantara secara bersamaan, sehingga lebih hemat.

"Titipku masih membatasi transaksi B2B di beberapa pasar dahulu supaya di tahap awal ini, kami bisa mengontrol bagaimana pelaksanaannya dan jika ada masalah di awal, Titipku bisa segera menyelesaikannya dengan cepat. Intinya di awal kita perlu mengontrol supaya berjalan dengan baik," ungkap Henri.

Sedangkan untuk layanan modal usaha, Titipku bekerja sama dengan Nobu Bank untuk program Kredit Usaha Rakyat atau KUR kepada pedagang pasar. KUR ini bisa digunakan untuk modal berjualan para pedagang di pasar.

Adanya ekspansi bisnis yang dilakukan Titipku ini tak lepas dari adanya kepercayaan para investor yang masih ingin melihat bagaimana ekosistem pasar digital ini tercipta. Sampai hari ini Titipku bersyukur bahwa masih ada investor yang terus mendukung dalam menciptakan ekosistem digital yang baik untuk pedagang pasar.

"Kepercayaan investor ini juga yang membuat Titipku berani untuk melebarkan sayap usaha ke model bisnis B2B juga. Tentunya, untuk membalas kepercayaan mereka, Titipku akan bekerja semaksimal mungkin untuk membuktikan bahwa model bisnis B2B2C ini profitable dan di garis akhir nanti," katanya optimis.

Baca Juga: