Antara Laut Merah hingga India merupakan rute perdagangan penting di zaman kuno. Periplus Laut Erythraean menggambarkan rute dagang, kondisi pesisir, dan barang yang diperdagangkan antara Romawi dengan India pada abad pertama masehi.

Antara Laut Merah hingga India merupakan rute perdagangan penting di zaman kuno. Periplus Laut Erythraean menggambarkan rute dagang, kondisi pesisir, dan barang yang diperdagangkan antara Romawi dengan India pada abad pertama masehi.

Di masa lalu, periplus sangat penting bagi pelaut. Informasi yang ada memberi panduan atau catatan bagi pelaut untuk berlayar yang berguna dalam memperkirakan jarak, agar kapten kapal dapat menemukan sebuah pesisir.

Salah satu periplus yang terkenal adalah Periplus Laut Erythraean, yang berisi catatan tertulis dari saksi mata perjalanan kuno ke Afrika dan India melalui Laut Merah. Periplus ini dicatat oleh seorang penulis Mesir berbahasa Yunani yang tidak dikenal pada abad ke-1 Masehi (M).

Dalam penjelasan rinci ini dijelaskan kondisi rute, pelabuhan di sepanjang jalan, perilaku penduduk setempat, serta impor dan ekspor utama. Periplus yang dalam bahasa Latin ini dengan nama Periplus Maris Erythraei. Sejarawan Wilfred Harvey Schoff dalam buku The Periplus of the Erythræan Sea (2018) menyatakan periplus ini adalah catatan perdagangan yang menakjubkan di dunia kuno.

"Periplus Laut Erythraean adalah salah satu dokumen manusia, seperti jurnal Marco Polo dan Columbus dan Vespucci, yang tidak hanya mengungkapkan usaha individu, namun kebangkitan seluruh perlombaan menuju bidang baru penemuan geografis dan pencapaian komersial," tulis Schoff.

"Ini adalah rekor pertama perdagangan terorganisir dengan negara-negara Timur, dengan kapal yang dibangun dan dikomandoi oleh warga Dunia Barat. Hal ini menandai berbaliknya gelombang perdagangan yang telah mengarah ke satu arah, tanpa henti, sejak awal sejarah," imbuh dia.

Periplus Laut Erythraean diikenal dari satu manuskrip yang sekarang ada di Museum Heidelberg dan disimpan dari awal abad ke-10. Salinannya kemudian disimpan di British Museum. Catatannya ditulis dalam campuran bahasa Yunani klasik dan umum antara tahun 40-55 M.

Laut Erythraean adalah nama kuno untuk perairan yang terletak di antara Tanduk Afrika dan Semenanjung Arab. Periplus yang ditemukan itu kemungkinan besar adalah buku harian pedagang, yang berisi informasi pertama tentang lebih dari setengah penduduk pesisir Afrika timur.

Tanggal penulisannya hanya dapat diduga berdasarkan rujukannya pada tempat dan peristiwa. Penulis menyebutkan penemuan jalur menuju India oleh Hippalus, yang diyakini para sejarawan terjadi sekitar tahun 47 M. Hampir semua ahli percaya bahwa periplus lebih awal dari Natural History karya Pliny, yang diketahui diterbitkan antara tahun 73 dan 77 M.

Bahkan ada argumen yang dibuat bahwa Pliny mungkin meminjam dari periplus, meskipun saran ini tidak meyakinkan. Schoff (1912) dan yang lainnya telah menempatkan tanggal yang paling mungkin untuk periplus pada tahun 60 M.

Dari catatan tersebut, terlihat jelas bahwa penulisnya sendiri yang melakukan perjalanan ke India. Dia tinggal di Berenice di Laut Merah daripada di Alexandria, karena dia tidak menceritakan perjalanan menyusuri Sungai Nil dan melintasi gurun dari Coptos, yang dijelaskan panjang lebar oleh Strabo dan Pliny.

Diperkirakan bahwa dia bukanlah orang yang berpendidikan tinggi seperti yang terlihat dari seringnya kebingungan antara kata-kata Yunani dan Latin serta konstruksinya yang kikuk dan terkadang tidak tata bahasa.

"Nilai terbesar dari karyanya bukanlah pada bidang sastra, tetapi pada catatannya yang dapat dipercaya mengenai perdagangan di Samudra Hindia dan pemukiman di sekitar pantainya; mengenai hal tersebut, hingga zamannya, kita hampir tidak memiliki apa pun yang bersifat cerdas dan komprehensif," tulis Schoff.

Perdagangan Timur Roma

Jumlah perdagangan Romawi yang melewati pelabuhan Laut Merah meningkat drastis ketika Kaisar Romawi Augustus (memerintah 27 SM-14 M) membawa Mesir ke bawah kendalinya pada 30 SM. Ahli geografi, filsuf, dan sejarawan Yunani Strabo melaporkan bahwa pada zamannya, 120 kapal berlayar secara teratur dari Mesir ke India, padahal sebelumnya sangat sedikit yang melakukan perjalanan, tulis kata Strbo dalam buku The Geography of Strabo's (2012).

Dua jalur perdagangan utama muncul di bawah Kekaisaran Romawi yang membentang sekitar 4.800 kilometer. Ada jalur selatan yang menyusuri Laut Merah dan kemudian menyusuri pantai timur Afrika hingga Rhapta, dekat Dar es Salaam saat ini, dan jalur lainnya juga menyusuri Laut Merah tetapi kemudian menuju ke timur melintasi Samudra Hindia menuju pelabuhan di India.

Perjalanan penuh menyusuri pantai Afrika dari Mesir memakan waktu sekitar dua tahun, sedangkan perjalanan ke India dan kembali lagi memakan waktu hampir satu tahun. Kapal-kapal yang membawa barang-barang menuju Afrika dan India meninggalkan pelabuhan Laut Merah antara Juli dan September dan diarahkan ke selatan menuju tengah Laut Merah untuk menghindari garis pantai yang berbahaya.

Kapal-kapal yang menuju pelabuhan Afrika kemudian menuju ke Tanjung Guardafui di Tanduk Afrika dan kemudian ke selatan ke Rapta, yang berbatasan dengan pantai Afrika. Kapal-kapal tersebut menuju India, berlayar menuju pelabuhan Aden dan Qana' di pesisir selatan Arabia, kemudian terbawa angin muson melintasi perairan terbuka Samudra Hindia hingga ke barat daya India.

Periplus menggambarkan perjalanan di sepanjang pantai Arabia. Tepat di bawah tempat ini terdapat negara Arabia yang bersebelahan, yang panjangnya berbatasan dengan Laut Erythraean. Suku-suku yang berbeda menghuni negara ini, berbeda dalam cara bicaranya, ada yang sebagian, dan ada yang sama sekali.

Daratan di sebelah laut juga dipenuhi gua-gua nelayan pemakan ikan di sana-sini. Di daerah pedalamannya dihuni oleh orang-orang liar yang berbicara dalam dua bahasa, yang tinggal di desa-desa dan kamp-kamp nomaden, yang oleh mereka yang berlayar dari jalur tengah dijarah, dan awak kapal yang masih hidup diambil sebagai budak. hay/And

Baca Juga: