Jepang pada Jumat (6/8) memperingati 76 tahun dijatuhkannya bom atom di Kota Hiroshima dengan sebuah upacara yang sederhana. Namun peringatan acara kali ini diliputi sejumlah kontroversi.

HIROSHIMA - Jepang pada Jumat (6/8) menandai 76 tahun sejak serangan bom atom pertama di dunia dengan upacara sederhana dan khidmat. Namun dalam peringatan kali ini, Jepang merasa kecewa setelah pihak penyelenggara Olimpiade menolak untuk ikut serta dalam acara mengheningkan cipta selama satu menit.

Turut hadir dalam acara utama peringatan di Hiroshima ini antara lain penyintas dan kerabat, dan beberapa pejabat asing. Mereka semua berdoa bagi mereka yang tewas atau terluka dalam malapetaka bom atom itu dan menyerukan perdamaian dunia.

Karena kekhawatiran penyebaran virus korona, masyarakat umum kembali tak bisa hadir secara langsung di tempat upacara dan hanya bisa menyaksikan rangkaian acara secara daring.

Sementara warga yang diperbolehkan hadir secara terbatas, banyak yang berpakaian hitam dan mengenakan masker, berdoa dalam hati tepat pada pukul 08.15, saat senjata nuklir pertama yang digunakan pada masa perang dijatuhkan.

Diperkirakan ada 140.000 orang tewas dalam tragedi pemboman di Kota Hiroshima yang diikuti tiga hari kemudian oleh dijatuhkannya bom atom di Kota Nagasaki.

Dalam pidatonya, wali kota Hiroshima meminta agar para pemimpin untuk mengunjungi kota-kota itu, dan memperingatkan bahwa pengalaman telah mengajarkan umat manusia bahwa mengancam orang lain untuk membela diri tidak menguntungkan siapa pun.

Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, juga ikut menyampaikan pidato pada upacara di Hiroshima itu, tetapi kemudian ia harusmeminta maaf karena telah melewatkan bagian dari teks pidato yang dilaporkan isinya tentang dukungan Jepang terhadap perlucutan senjata nuklir internasional dan tampaknya insiden itu dilakukan secara tidak sengaja.

"Sayaingin menggunakan kesempatan ini untuk meminta maaf karena telah melompati sebagian isi pidato dalam acara itu," kata PMSugadalam konferensi pers yang digelar usai upacara peringatan itu.

Kontroversi Lain

Sementara itu juga muncul kontroversi lain terkait perjalanan ketua Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach ke Hiroshima sebelum Olimpiade dimulai, untuk menandai dimulainya gencatan senjata Olimpiade yang mendesak penghentian pertempuran di seluruh dunia untuk memungkinkan perjalanan para atlet dengan aman.

Kontroversi mencuat saat pihak panitia penyelenggara Olimpiade tidak mengabulkan permintaan dari para penyintas bom dan pemerintah kota itu agar penyelenggaraan Olimpiade dihentikan sejenak untuk mengheningkan cipta pada Jumat pagi.

Dalam sebuah surat, Bach mengatakan upacara penutupan Olimpiade akan ada waktu khusus untuk menghormati para korban tragedi paling mengerikan dalam sejarah ini.

Kekecewaan juga disampaikan oleh Yoko Sado, 43 tahun, yang sedang berjalan-jalan di taman peringatan perdamaian dengan putranya yang berusia tujuh tahun. Sadomengatakan kurangnya pengunjung karena pandemi telah merampas kesempatan Hiroshima untuk menyebarkan pesan perdamaian.

"Saya sedikit kecewa, padahal itu akan menjadi kesempatan yang bagus," pungkas dia. AFP/I-1

Baca Juga: