Amerika Serikat (AS) melaporkan infeksi kasus baru parechovirus, sekelompok virus yang umumnya menginfeksi anak-anak, di beberapa negara bagian selama dua bulan terakhir.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan pada pekan ini, bahwa kasus infeksi parechovirus yang baru-baru ini ditemukan termasuk dalam subtipe yang disebut A3, yang dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah pada bayi baru lahir dan bayi, termasuk masalah neurologis seperti kejang atau meningitis.

Namun, CDC menuturkan kesan tingginya kasus parechovirus bisa saja sejalan dengan insentitas pengujian dalam beberapa tahun terakhir. Namun, CDC tak menutup kemungkinan lain bahwa pandemi Covid mungkin menghentikan sementara paparan parechovirus, yang kemungkinan mulai beredar lagi setelah pembatasan dicabut.

"Kami memperhatikan beberapa bulan yang lalu laporan mulai bermunculan di seluruh negeri dan sekarang tampaknya ada penyebaran luas parechovirus di seluruh negeri," kata Kevin Messacar, seorang dokter penyakit menular pediatrik dan peneliti di Rumah Sakit Anak Colorado dan Universitas Colorado, seperti dikutip NBC News.

"Bukan hanya kami melihat kasus langka dan parah yang pernah kami lihat di masa lalu. Kami juga melihat lebih banyak aktivitas parechovirus secara umum dan di awal musim daripada yang biasanya kami lihat," tambahnya.

Dikutip dari NBC News, sulit untuk menentukan berapa banyak orang yang terinfeksi parechovirus, karena CDC tidak secara konsisten melacak kasus dan gejalanya biasanya ringan atau bahkan tidak ada. Namun, studi antibodi menunjukkan bahwa kebanyakan orang terinfeksi dengan beberapa jenis parechovirus selama masa kanak-kanak.

Gejala parechovirus termasuk ruam di tangan dan kaki

Dean Blumberg, kepala penyakit menular pediatrik di Rumah Sakit Anak UC Davis, menjelaskan anak-anak dengan parechovirus cenderung mengalami demam, ruam, dan infeksi saluran pernapasan atas.

"Ketika Anda pertama kali mendapatkan petunjuk bahwa itu mungkin parechovirus adalah jika Anda melihat ruam," kata Blumberg seperti dikutip dari NBC News.

Adapun gejala ruam yang umum terlihat di tangan dan kaki pasien. Tetapi Blumberg menyebut bahwa ruam itu sendiri dapat terlihat berbeda tergantung pasiennya. Ia menuturkan beberapa anak mengalami kemerahan umum dan yang lainnya mengalami benjolan kecil di samping area datar dan merah.

Sebagian besar anak dengan infeksi ringan sembuh setelah beberapa hari.

"Sebagian besar pasien akan sembuh dengan sendirinya," kata Blumberg. "Itu hanya akan berjalan dengan sendirinya. Mereka akan sakit selama beberapa hari, ruamnya akan berangsur-angsur memudar, demamnya akan membaik."

Tetapi dalam kasus yang parah, bayi di bawah tiga bulan disebut Blumberg mungkin menunjukkan tanda-tanda masalah neurologis seperti lesu, kejang, ketidakmampuan untuk makan atau kerewelan terus-menerus yang tidak dapat dihibur.

"Itu semua adalah tanda-tanda anak yang harus segera dievaluasi," kata Messacar.

Apa faktor risiko penyakit parah?

Blumberg menuturkan bahwa bayi baru lahir dan bayi yang sehat masih rentan terhadap bentuk parechovirus yang parah.

"Faktor risiko utama penyakit parah adalah usia bayi," kata Messacar.

Ia bahkan menyebut risiko lebih parah mungkin dialami oleh bayi dengan usia yang lebih muda.

"Semakin muda bayi, semakin besar kemungkinan mereka akan mengalami komplikasi yang sangat langka dari penyakit neurologis yang lebih parah," tambahnya.

Bahkan Blumberg menyebut dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa bayi baru lahir dan bayi kecil akan mengalami peradangan yang menghabiskan sel darah putih di otak dan sumsum tulang belakang.

Bayi-bayi inilah yang mungkin perlu menerima obat kejang atau memakai ventilator dalam waktu dekat, dan dalam jangka panjang mungkin berisiko mengalami masalah perkembangan saraf.

"Sayangnya, tidak ada obat antivirus yang tersedia untuk parechovirus dan saat ini kami tidak memiliki vaksin untuk melawan virus tersebut," kata Messacar seperti dikutip NBC News.

NBC News menuturkan bahwa para peneliti menduga bayi dengan reaksi yang parah mungkin disebabkan karena tidak menerima antibodi terhadap subtipe A3 di dalam rahim. Hal ini juga yang membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi begitu mereka lahir.

Faktor penularan

Parechovirus diketahui dapat menyebar melalui kotoran, air liur dan tetesan pernapasan dari bersin atau batuk. Blumberg mengatakan penting bagi orang tua untuk menegakkan kebersihan yang tepat, termasuk mencuci tangan setelah mengganti popok.

"Jika Anda memiliki bayi kembar di rumah, saya akan mengambil banyak tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran di antara mereka," katanya.

Baca Juga: