PARIS - Francesco Bagnaia memulai upayanya untuk meraih mahkota MotoGP ketiga berturut-turut di Qatar akhir pekan ini. Seri pembuka di Sirkuit Lusail itu itu juga menjadi perayaan yang ke-75 tahun ajang balap motor top dunia tersebut.

MotoGP telah menempuh perjalanan panjang sejak musim balapan perdananya di tahun 1949. Dia tahun 2024 Bagnaia dan para pesaingnya akan melintasi dunia untuk 21 seri balapan yang berpuncak di Valencia bulan November mendatang.

Sirkuit balapan di Spanyol telah menjadi tempat terjadinya drama baru-baru ini dengan gelar juara ditentukan di sana tahun 2022 dan 2023. MotoGP musim ini disambut baik karena persaingan lebih menarik menyusul dominasi Red Bull di Formula 1.

Seperti Bagnaia, Max Verstappen telah memenangkan gelar F1 dalam dua tahun terakhir, namun dengan cara yang sangat berbeda. Margin poin kemenangan gabungan Bagnaia di klasemen terakhir hanya 56 poin.

Keunggulan Red Bull yang timpang di F1 membuat Verstappen memenangkan dua gelar terakhirnya dengan 436 poin. Dengan Red Bull merebut podium 1-2 dalam balapan pembuka musim akhir pekan lalu di Bahrain menunjukkan bahwa penggemar F1 akan menonton persaingan yang kurang menarik.

Sementara itu, Verstappen merebut gelar F1 tahun lalu dengan enam balapan tersisa. Bagnaia baru yakin akan gelarnya ketika upaya Jorge Martin untuk merebut mahkota berakhir dengan hanya satu putaran tersisa.

Musim 2022 juga menjadi era keemasan MotoGP ketika Bagnaia menjadi orang Italia pertama yang menang dengan sepeda motor asal Italia. Tidak mengherankan jika awal pekan ini Bagnaia dan Ducati mengumumkan bahwa mereka melanjutkan kerjasama dalam kontrak baru berdurasi dua tahun.

"Pecco benar-benar pembalap yang sempurna untuk Ducati. Dia mewakili nilai-nilai terbaik kami: gaya, keanggunan, dan performa. Tidak hanya cepat, bertekad, dan ulet di trek, tapi dia juga menonjol karena keanggunan dan sikapnya di luar trek," ujar CEO Ducati Claudio Domenicali.

Pembalap asal Turin berusia 27 tahun, yang bergabung dengan tim pabrikan asal Italia itu tahun 2019, memberikan catatan bagus dalam tes pramusim, dengan mencatatkan rekor di Malaysia dan Qatar.

"Saya merasa hebat dengan motor. Saya mencapai 80 persen dalam konsistensi dan pindah ke Qatar dalam kondisi yang baik," ujar pria yang mempelajari berbagai hal di akademi VR46 milik legenda balap motor asal Italia, Valentino Rossi, itu.

Bagi seorang pengamat yang tidak memihak, mantan juara dunia lima kali Jorge Lorenzo, Bagnaia bukan pembalap biasa.

"Pecco adalah tipe pembalap yang seperti robot, membutuhkan segalanya sempurna untuk merasa kuat dan tidak terkalahkan," ujar Lorenzo.

Menurut Lorenzo, dua gelar yang dia menangkan membuatnya lebih percaya diri. Sekarang kepercayaan diri Pecco melambung. Pecco adalah favorit. Tapi Jorge Martin sangat cepat dalam meraih pole position. Marc Marquez juga akan selalu berusaha menjadi terdepan. Marquez seperti anjing bulldog, tidak pernah menyerah. ben/AFP/G-1

Baca Juga: