JAKARTA-President University (Presuniv) ikut mempromosikan kerja sama Indonesia-Tiongkok dan Asean Tiongkok. Lembaga tersebut sudah sejak lama ikut berperan dalam membangun mutual understanding atau saling pengertian dalam hubungan antara Tiongkok-Indonesia, dan Tiongkok-Asean.

Misalnya, sudah sejak tahun pertama perkuliahan, yang dimulai pada tahun 2002, Presuniv menerima kehadiran mahasiswa-mahasiswa asing dari berbagai negara. Sebagian mahasiswa asing tersebut berasal dari Tiongkok, Vietnam dan beberapa negara anggota Asean lainnya.

Demikian disampaikan Rektor Presuniv Prof. Dr. Chairy dalam ajang Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together dan Release of Top 10 Stories of Tiongkok-ASEAN Corporation yang dilaksanakan di Hotel Swiss-Belinn di kawasan industri Jababeka, Cikarang, pekan ini.

Acara tersebut diselenggarakan oleh Tiongkok International Communication Group (CICG) Asia Pacific, yang bekerja sama dengan Tiongkok Foreign Affairs University, Asia Pacific Think Tank, dan Presuniv. Adapun CICG merupakan perusahaan penerbitan dan komunikasi asal Tiongkok

Dalam ajang tersebut Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together, CICG juga mengumumkan 10 tulisan terbaik yang membahas tentang kerja sama Tiongkok-Asean.

Dalam sambutannya Prof. Chairy menegaskan bahwa dimulai sejak tahun 2002 dan berlanjut sampai sekarang Presuniv masih terus menerima banyak mahasiswa asing, termasuk yang berasal dari Tiongkok. "Saat ini mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv datang dari 23 negara di dunia. Mereka kuliah di berbagai program studi dan fakultas di Presuniv," ungkapnya.

Chairy juga sangat optimis ke depan jumlah mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv akan terus bertambah. "Itu karena kami sekarang memiliki lima fakultas dengan 21 program studi S1 dan tiga program studi S2. Sekarang kami memiliki fakultas terbaru, yakni Fakultas Kedokteran. Sementara, untuk program studi S2 terbaru adalah Magister Hukum," paparnya.

Untuk mahasiswa asing di Presuniv, Chairy merujuk data yang dirilis oleh Direktorat Kelembagaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI. Katanya, sejak tahun 2017 hingga 2022, atau selama enam tahun berturut-turut, Presuniv adalah perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak se-Indonesia untuk yang kuliah di tingkat sarjana atau S1." Sebagian dari mahasiswa asing tersebut, ungkap dia, berasal dari Tiongkok.

Maka, tegas Prof. Chairy, berkolaborasi dengan pihak Tiongkok, termasuk kalangan korporasinya, menjadi sangat penting sangat penting bagi Presuniv. "Itu sebabnya kami sangat mendukung kegiatan Promoting People-to-People Ties and Building a Better Home Together yang diselenggarakan oleh CICG," tegas dia.

Menurut Prof. Chairy, Presuniv juga sudah sejak lama berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan asal Tiongkok, termasuk mereka yang beroperasi di Indonesia. Kerja sama tersebut dilakukan lewat berbagai bentuk. Di antaranya, pemberian beasiswa dari perusahaan-perusahaan asal Tiongkok, Beasiswa ini bukan hanya untuk mahasiswa asal Tiongkok, tapi juga mahasiswa dari Indonesia.

Bentuk kerja sama lainnya adalah kuliah tamu yang menghadirkan para pembicara dari Tiongkok, bahkan termasuk di antaranya Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia, Lu Kang. Selain itu, mahasiswa dan dosen Presuniv juga kerap melakukan company visit atau kunjungan ke perusahaan-perusahaan asal Tiongkok yang beroperasi di Indonesia. Kegiatan lainnya, papar Prof. Chairy, adalah rekrutmen mahasiswa untuk magang maupun lulusan baru.

Selain yang bernuansa akademis, mahasiswa asing yang kuliah di Presuniv juga diajak terlibat dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pengabdian kepada masyarakat, termasuk juga kegiatan seni, olahraga dan budaya.

"Kegiatan yang melibat mahasiswa asing semacam ini sangat penting untuk membangun atmosfer internasional di Presuniv. Selan itu, melalui kegiatan bersama tersebut, kami ingin membangun sikap toleran, mau saling memahami dan saling mengerti antara sesama mahasiswa asing, serta mahasiswa asing dengan mahasiswa Indonesia," pungkas Prof. Chairy.

Baca Juga: