Tema-tema literasi baru seperti data, teknologi, dan media sangat penting untuk menunjang softskill baru. Kebaruan-kebaruan tadi bisa menjadi dasar untuk mereformasi kurikulum.
BOGOR - Perguruan tinggi harus bisa bertransformasi menjadi technopreneurial university,, sociopreneurial university, atau gabungan keduanya. Demikian disampaikan Rektor IPB University, Arif Satria, dalam Dies Natalis ke-58 IPB secara virtual, di Bogor, Rabu (1/9).
Dia menyebut, perlu berbagai macam kebaruan untuk mewujudkan konsep tersebut. SDM kampus harus memiliki pola pikir, tingkah laku, dan kebiasaan baru untuk selalu optimistis dalam berinovasi. "Jadi, bukan sebatas best practice karena kita hanya jadi followers. Kita harus menerapkan future practice agar menjadi leader dan trendsetter perubahan," tambahnya.
Arif menambahkan, tema-tema literasi baru seperti data, teknologi, dan media sangat penting untuk menunjang softskill baru. Kebaruan-kebaruan tadi bisa menjadi dasar untuk mereformasi kurikulum. "Sebab pendidikan sangat strategis merespons disrupsi dan bisa menerapkan new normal economy," tandasnya.
Platform Budaya
Di tempat lain, Mendikbudristek, Nadiem Makarim, dalam Kongres Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) Musik Tradisi Nusantara 2021mengatakan akan meluncurkan paltform budaya terpadu untuk menampilkan karya seni dan budaya.
Ini merupakan paltform pertama dan bagian dari episode kebijakan Merdeka Belajar Kemendikbudristek. Peluncuran Merdeka Belajar episode ke-13 dilakukan besok. "Kami meluncurkan platform budaya terpadu pertama kanal Indonesiana," ujar Nadiem.
Dia menerangkan, kanal tersebut memuat semangat gotong royong dalam mewujudkan visi misi pemajuan kebudayaan. Menteri berharap pada pegiat seni dan budaya, khususnya para peserta Kongres LMK Musik Tradisi Nusantara untuk memeriahkan kanal tersebut berpartisipasi dan berkolaborasi. Dengan begitu dapat terbentuk ekosistem musik tradisi yang berdaya dan lestari, sehingga nyaring gaungnya ke seluruh dunia.
Lebih jauh Nadiem menanggapi salah satu rekomendasi kongres terkait integrasi musik tradisi Nusantara dalam proses pembelajaran di satuan pendidikan. Menurutnya, untuk pengembangan musik Nusantara akan disediakan materi pembelajaran untuk jenjang pendidikan formal dan informal.
Musik tradisi Nusantara sebagai identitas sempat kurang terurus dalam beberapa waktu lalu. Hal tersebut berdampak pada generasi penerus yang melupakan akar budayanya. "Rekomendasi ini harus dilakukan bersama untuk memajukan musik tradisi Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, salah satu metode pengintegrasian musik tradisi Nusantara ke dalam pembelajaran dengan metode berjenjang. Untuk level rendah seperti Paud dan SD, proses pembelajarannya lebih pada pengenalan dan apresiasi musik tradisi.
"Musik tradisi kita berbeda tiap wilayah, jadi akan disesuaikan. Di jenjang lebih lanjut kita bikin lebih kompleks," jelasnya. Dia menyebut, perbedaan musik tradisi antara satu daerah dan daerah lain berbeda pula pola pengajarannya. Kondisi tersebut berbeda dengan musik barat yang secara pola sudah bisa dipelajari. Di sisi lain, sumber daya manusia juga menjadi tantangan.