JAKARTA - Kondisi pasar efek terus melemah hingga berada pada level 4.456,75 pada perdagangan Selasa (17/3). Bahkan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menginformasikan telah terjadi pembekuan sementara perdagangan (trading halt) pada pukul 15:02:44 karena dipicu penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melewati batas 5 persen.

Penurunan IHSG disebabkan aksi jual investor asing di seluruh pasar mencapai 1,01 triliun rupiah, dengan rincian aksi jual di pasar reguler 804,11 miliar rupiah dan di pasar negosiasi serta tunai 202,59 miliar rupiah. Nilai kapitalisasi pasar anjlok menjadi 5.173,75 triliun rupiah.

Vice President Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih, mengatakan batas waktu penurunan IHSG sulit diprediksi karena sentimen negatif wabah Covid-19 terus berkembang. "Jadi, potensi penurunan IHSG kemungkinan masih ada," ungkapnya, Selasa (17/3).

Menurut Alfatih, trading halt belum bisa menahan aksi jual investor global. Apalagi New York baru saja lockdown padahal sebagian besar pusat keuangan dunia ada di sana. "Jadi situasinya masih belum memberikan sentimen positif," ujar dia.

Alfatih mengatakan dilema bagi Indonesia apabila melakukan lockdown terutama dampaknya pada ekonomi. Sebab, banyak rakyat Indonesia yang hidupnya dari hari ke hari atau sangat bergantung dari pendapatan harian. Selain itu, jika lockdown dilakukan, namun pasien Covid-19 kian bertambah dan fasilitas rumah sakit terbatas, bakal menimbulkan masalah baru. "Di sinilah dilemanya," ujarnya.

Menurutnya, lockdown tak mengganggu aktifitas pasar modal sebab BEI sudah menerapkan sistem online. "Pada umumnya jarang Bursa di dunia diliburkan untuk menghadapi situasi ini. Jadi kemungkinan Bursa kita akan tetap dibuka walaupun dengan transaksi secara online. Sentimen negatif masih ada," kata dia.

Direktur PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, menurutkan pergerakan IHSG terlihat masih berpotensi untuk melanjutkan pelemahan. Hal ini ditunjang oleh kondisi market global maupun regional saat ini yang sedang berada dalam tekanan. Selain itu fluktuasi harga komoditas serta nilai tukar rupiah, turut memberikan sentimen terhadap pergerakan IHSG. "Jadi IHSG berpotensi melemah. Pergerakannya ada di rentang 4.226-4.634," kata William.

yni/AR-2

Baca Juga: