JAKARTA - Pergerakan rupiah diperkirakan stabil awal pekan ini. Para pelaku pasar pekan ini fokus terhadap rilis data inflasi domestik dan data sektor ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS).
Ekonom bank Mandiri Reny Eka Putri memproyeksikan rupiah cenderung bergerak stabil, hari ini (28/3). Menurutnya, capital inflow masih menopang pergerakan rupiah.
Reny memproyeksikan pekan ini rupiah berada dalam rentang 14.277 - 14.387 rupiah per dollar AS.
Sebelumnya, kurs rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan lalu menguat, seiring aksi tunggu pasar menanti rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Rupiah ditutup menguat enam poin atau 0,04 persen dari sehari sebelumnya menjadi 14.346 rupiah per dollar AS.
"Seminggu ini pasar cenderung sideline wait and see menjelang data-data besar seperti data tenaga kerja non-farm payroll AS pekan depan serta antisipasi akan sanksi tambahan dari perang di Ukraina," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta.
Sementara itu, terkait bank sentral AS Federal Reserve (The Fed) yang mengindikasikan akan menaikkan suku bunga dengan lebih agresif, relatif sudah diantisipasi oleh pelaku pasar.
"Saya lihat untuk faktor rate hike cycle The Fed untuk sementara sudah di-price in oleh pasar. Fundamental domestik masih solid seperti CAD, trade balance, FDI, COVID-19 yang menurun, dan lainnya," ujar Lukman.
Data ekonomi di pasar tenaga kerja AS membantu ekspektasi kuat The Fed akan lebih agresif dalam mengambil langkah-langkah untuk mengekang inflasi.
Klaim pengangguran awal mingguan turun ke 187.000 klaim pada minggu lalu, level terendah sejak September 1969 dan di bawah perkiraan 212.000 klaim.