DOHA - Vladyslav Bukhov asal Ukraina membuat kejutan ketika merebut gelar renang dunia pertamanya di Doha, Minggu (18/2). Bukhov kemudian mengatakan Russia "sama sekali tidak" diizinkan di Olimpiade Paris.

Perenang berusia 21 tahun itu mengalahkan dua juara dunia sebelumnya untuk memenangkan gaya bebas 50 m putra, dia mengatakan persiapannya sangat sulit.

"Sulit. Sangat sulit," ujarnya. Dia berlatih sementara roket Russia terbang mengitari kolam renang. Dia tidak pernah tahu apakah tetap hidup atau tidak. "Ini sulit bagi semua warga Ukraina," sambungnya.

Ketika ditanya apakah Russia harus berkompetisi di Olimpiade Paris, dia menjawab, "Sama sekali tidak. Saya ingin mengatakan bahwa Russia berbahaya dan tidak boleh didukung untuk ikut dalam persaingan."

Bukhov memiliki waktu reaksi paling lambat saat start, tetapi merebut medali emas kejuaraan dunia pertamanya. Dia mengalahkan juara bertahan asal Australia Cameron McEvoy dengan selisih seperseratus detik. Ben Proud asal Inggris, pemenang dua tahun lalu di Budapest, tertinggal 0,09 detik.

"Sangat ketat. Tidak pernah tahu siapa yang menang," ujar Bukhov. Dia baru saja melakukan pekerjaan. Ratu sprint Sarah Sjostrom mengoleksi gelar juara dunianya yang ke-13 ketika memenangkan nomor 50 m gaya kupu-kupu putri.

Perenang Swedia, yang merebut gelar juara dunia pertamanya tahun 2009 di Roma, menang dengan catatan waktu 24,63 detik. Dia finis 0,81 detik di depan perenang Prancis Melanie Henique. Farida Osman dari Mesir berada di urutan ketiga.

Atlet berusia 30 tahun ini tetap menjadi satu-satunya wanita yang memiliki waktu lebih cepat dari 25 detik di nomor tersebut. Ada 12 gelar individu Sjostrom yang semuanya diraih dalam nomor 50 m atau 100m baik gaya bebas atau gaya kupu-kupu. Namun, dia mengundurkan diri dari nomor 100m gaya bebas di Doha. Kemenangan kali ini merupakan gelar juara dunia gaya kupu-kupu 50 m keenam berturut-turut.

"Saya tidak ingin serakah. Lihatlah semua medali yang telah saya menangkan. Anda akan tahu mengapa saya tidak perlu mengikuti banyak perlombaan lagi," ujar Sjostrom. Henique dan Osman masing-masing meraih medali kejuaraan dunia ketiga, tapi belum ada yang meraih medali emas.

Henique meraih medali perak di belakang Sjostrom dua tahun lalu. Osman memiliki tiga perunggu dalam perlombaan yang semuanya dimenangkan Sjostrom. Perenang Amerika Serikat Claire Curzan menyapu bersih gaya punggung individu putri saat memenangkan nomor 200 m.

Atlet Amerika Serikat berusia 19 tahun itu menambahkan koleksinya usai meraih medali emas gaya punggung 50 m dan 100 m. Dia memenangkan nomor 200 m dengan catatan waktu 2 menit 5,77 detik. Curzan unggul 1,26 detik atas perenang Australia berusia 17 tahun Jaclyn Barclay dan Anastasiya Shkurdai, atlet renang Belarusia yang tampil sebagai negara netral, di posisi ketiga.

Perenang berusia 19 tahun lainnya, Diogo Ribeiro, menyapu bersih gaya kupu-kupu putra. Dia menambah gelar 100m ke gelar 50m yang telah diraihnya. Perenang asal Portugal itu menang dengan catatan waktu 51,17 detik, unggul 0,121 detik atas perenang Austria Simon Bucher.

Perenang Italia, Simona Quadarella, merebut juara saat mengalahkan perenang Jerman Isabel Gose di putaran terakhir untuk memenangkan nomor 800 m gaya bebas dengan catatan waktu 8:17.44. Erika Fairweather dari Selandia Baru meraih perunggu tertinggal hampir lima detik.

Dengan absennya perenang Amerika Serikat Katie Ledecky, yang mendominasi perlombaan renang putri terlama dalam satu dekade terakhir untuk fokus ke Olimpiade, Quadarella juga merebut medali emas nomor 1.500 gaya bebas. ben/AFP/G-1

Baca Juga: