JAKARTA - Utusan Khusus Presiden untuk Global Blended Finance Alliance (GBFA) Mari Elka Pangestu mengatakan penciptaan perdagangan karbon mendorong terpenuhinya pembiayaan untuk memitigasi perubahan iklim (climate finance).
Mari Elka ditemui usai menjalani diskusi meja bundar terkait pembiayaan hijau (green financing) dalam ajang Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Jumat (6/9) mengatakan dengan menciptakan pasar untuk karbon, hal tersebut akan menarik minat investasi sektor swasta untuk turut berkontribusi memajukan transisi energi.
"Jadi inti dari climate finance ini kebanyakan memerlukan sektor swasta, karena 75 persen pembiayaan datang dari sektor swasta," kata dia.
Ia mengatakan diskusi yang dilakukan oleh Indonesia ini, membahas soal upaya sektor keuangan untuk mewujudkan pembiayaan hijau, seperti halnya terkait aturan Taksonomi Untuk Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI) yang diregulasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menurutnya bisa memberikan klasifikasi terhadap sektor pendorong dekarbonisasi.
Ia menyampaikan, ke depan perlu adanya kesepakatan mengenai klasifikasi taksonomi proyek, sehingga para penyedia pembiayaan bisa mengetahui sektor yang mendorong ekonomi hijau.
Otoritas Jasa Keuangan menyatakan, bahwa volume perdagangan bursa karbon mencapai 572.064 ton setara karbondioksida (tCO2e) hingga 30 April 2024.
Akumulasi nilai perdagangan dari jumlah volume tersebut sebesar Rp35,31 miliar dengan rincian nilai transaksi 27,9 persen di pasar reguler, 19,76 persen di pasar negosiasi dan 52,34 persen di pasar lelang.
Jumlah pengguna jasa berizin, volume perdagangan, maupun akumulasi nilai perdagangan tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan data per 28 Maret 2024, walaupun tidak signifikan.
Pemerintah Indonesia sebelumnya, telah menunjukkan komitmennya untuk mewujudkan NZE yang tercantum dalam Perjanjian Paris melalui Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebanyak 912 juta ton pada tahun 2030.
Forum ISF 2024 merupakan ajang resmi Pemerintah Indonesia bagi para pemimpin dunia dari berbagai sektor dan negara untuk dapat bertukar pikiran dan pengetahuan sekaligus memberikan solusi dan praktek terbaik menghadapi perubahan iklim.