Perbatasan dan Minim Imunisasi Picu Campak di Bogor. Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, menyebutkan faktor wilayah perbatasan dan rendahnya capaian imunisasi campak rubella dapat memicu adanya penularan penyakit campak di daerah itu. 

KOTA BOGOR - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat, menyebutkan faktor wilayah perbatasan dan rendahnya capaian imunisasi campak rubella dapat memicu adanya penularan penyakit campak di daerah itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retnodi Kota Bogor, Sabtu, mengatakan sebaran penyakit campak rubella pada tahun 2022 terdapat di empat dari 68 kelurahan di daerahnya.

Ada lebih dari satu pasien campak namun tidak berturut-turut dan angka imunisasi wilayah-wilayah tersebut telah mencapai angka di atas 80 persen. "Faktor pendukung penyebaran penyakit campak tidak hanya satu, rendahnya cakupan imunisasi, transmisi di daerah perbatasan antarkelurahan, dan rendahnya capaian imunisasi tahun sebelumnya bisa menjadi penyebab," kata Retno.

Retno menyampaikan merujuk pada data kasus sebaran penyakit menular itu di Kota Bogor, empat kelurahan dengan lebih dari satu kasus positif campak yaitu Kelurahan Gunung Batu terjadi empat kasus, Kelurahan Loji sebanyak tiga kasus, Kelurahan Pasir Jaya ada tiga kasus dan Kelurahan Mulyaharja sebanyak tiga kasus.

Namun demikian, target cakupan imunisasi campak 9-11 bulan tahun 2022 adalah 95 persen dan Kota Bogor sudah melebihi target yaitu 96,5 persen.

Akan tetapi jika capaian imunisasi dirunut berdasarkan kelurahan dan dikaitkan dengan data kasus positif campak terbesar dari empat kelurahan tersebut, maka angka cakupan imunisasi campak adalah Kelurahan Gunung Batu 88,6 persen, Kelurahan Loji 101,6 persen, Kelurahan Pasir Jaya 95,6 persen dan Kelurahan Mulyaharja 91,1 persen.

Dari data di atas, kata Retno, rendahnya cakupan imunisasi merupakan faktor pendukung ada kasus positif di suatu wilayah.

Selain itu faktor transmisi dari daerah perbatasan dengan kelurahan atau kabupaten atau kota yang terdampak dan cakupan imunisasi yang rendah di tahun-tahun sebelumnya menjadi faktor pendukung walaupun capaian imunisasi tersebut sudah mencapai target.

Baca Juga: