JAKARTA - Indonesia sulit keluar dari status net importir minyak. Lambatnya upaya mendorong produksi minyak di dalam negeri membuat kebergantungan impor sulit dibendung. Karena itu, pemerintah perlu melakukan banyak terobosan agar APBN tetap kuat dan ruang fiskal tetap terjaga.

Direktur Eksekutif Energi Watch, Mamit Setiawan, mengakui memang agak berat untuk tidak bergantung terhadap impor minyak, baik itu crude oil (minyak mentah) maupun produk. Hal ini dikarenakan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri terus meningkat, sedangkan produksi nasional cenderung turun setiap tahunnya.

Karenanya, pemerintah harus melakukan pembatasan terhadap konsumsi bahan bakar, terutama BBM subsidi agar tepat sasaran. "Hal sangat penting agar beban keuangan negara tidak terlalu besar. Revisi Perpres 191/ 2014, saya kira bisa menjadi kunci jika pemerintah benar benar serius dalam menahan laju konsumsi BBM subsidi," ucapnya di Jakarta, Kamis (18/8), merespons pembacaan Nota RAPBN 2023 oleh Presiden Joko Widodo, beberapa waktu lalu.

Beleid yang dimaksud Mamit tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM. "Kriteria kendaraan dan masyarakat yang berhak menerima manfaat harus tegas dan jelas. Volume yang bisa diisi setiap harinya juga harus dibatasi sesuai dengan kebutuhan dan konsumsi perhari," tegasnya.

Kedua, lanjutnya, pemerintah bisa menaikkan harga BBM subsidi untuk memberikan ruang fiskal bagi APBN dan mengurangi disparitas harga. Hal ini berpotensi mengurangi terjadinya penyelewengan. Ketiga, perbanyak populasi kendaraan listrik.

Seperti diketahui, dalam pembacaan nota RAPBN 2023 pada 16 Agustus lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan ke depan perlu mewaspadai risiko gejolak ekonomi global masih tinggi. Perlambatan ekonomi dunia tetap berpotensi memengaruhi laju pertumbuhan ekonomi domestik dalam jangka pendek.

Tensi Geopolitik

Konflik geopolitik dan perang di Ukraina menyebabkan eskalasi gangguan sisi suplai yang memicu lonjakan harga-harga komoditas global dan mendorong kenaikan laju inflasi di banyak negara, tidak terkecuali Indonesia.

Karenanya kesehatan APBN 2023 benar benar dijaga dan adaptif. Rata-rata nilai tukar Rupiah diperkirakan bergerak di sekitar 14.750 rupiah per dollar AS. Selanjutnya, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berkisar pada 90 dollar AS per barel. "Lifting (produksi) minyak dan gas bumi (migas) diperkirakan masing-masing mencapai 660 ribu barel per hari dan 1,05 juta barel setara minyak per hari," ucapnya.

Presiden menjelaskan desain APBN 2023 harus senantiasa "Waspada, Antisipatif, dan Responsif" terhadap berbagai kemungkinan skenario yang bergerak sangat dinamis dan berpotensi menimbulkan gejolak. Desain belanja dan pendapatan serta pembiayaan harus fleksibel, menyediakan ruang fiskal yang memadai agar mempunyai daya redam yang efektif untuk mengantisipasi ketidakpastian.

Baca Juga: